Menkominfo Sebut URL Penyebar Hoaks Papua dari 20 Negara

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian saat diwawancara awak media usai pertemuan forum pemred terkait "Perkembangan Arus Informasi Papua" di Kantor Kemkominfo, Jakarta, Selasa (3 September 2019). | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis (M)

Jakarta, Cyberthreat.id - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebutkan, bahwa alamat situs web (URL) yang menyebarkan hoaks terkait dengan Papua dan Papua Barat terdeteksi berasal dari 20 negara.

"Belum tentu warga negara tersebut yang (mengunggah), tetapi asalnya dari negara tersebut," kata Rudiantara setelah  pertemuan membahas soal perkembangan arus informasi Papua, Selasa (3 September 2019).

Menkominfo tidak menjelaskan secara spesifik alamat protokol internet (IP) penyebar dari negara mana saja, tetapi salah satu alamat penyebar hoaks tersebut berasal dari Eropa.


Berita Terkait:


Hingga 2 September, Kemenkominfo sudah mendeteksi sedikitnya 555.000 URL yang digunakan untuk menyebarkan hoaks. "Dari jumlah itu ada 100 ribu lebih orisinal akun memposting hoaks," ucap  dia.

Penyebaran hoaks provokasi yang sifatnya mengadu domba tercatat paling tinggi terjadi pada 30 Agustus yang mencapai 75.000. "Yang paling banyak Twitter, asalnya seluruhnya, seluruh dunia," ujar Rudiantara.

Ia mengatakan beragam berita hoaks yang disampaikan tersebut, mulai berita disinformatif hingga berita yang bertujuan menghasut dan mengadu domba.

"Beritanya macam-macam. Disinformasi masih rendah sifatnya, namun kalau sudah menghasut, mengadu domba, sudah keterlaluan," katanya.


Berita Terkait:


Kemenkominfo, kata dia, sudah melakukan penindakan di dunia maya, seedangkan penindakan di dunia nyata merupakan kewenangan kepolisian.

Rudiantara mengimbau masyarakat untuk membantu menangkal hoaks dengan tidak menyebarkannya jika mendapatkan informasi semacam itu.

"Kembali ke kita semua. Jangan 'forward', hapus. Kita kan rugi dapat hoaks, informasinya enggak benar kita rugi, yang kedua rugi pulsa," kata dia seperti dikutip dari Antaranews.com.

Pada kesempatan itu, hadir Menko Polhukam Wiranto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) TNI Hinsa Siburian.

Namun, Wiranto dan Moeldoko meninggalkan lokasi sebelum konferensi pers dimulai sehingga Rudiantara yang menyampaikan pernyataan kepada wartawan, didampingi Hinsa Siburian.