Kuartal Kedua 2019, Pendaftaran Nama Domain Capai 354,7 Juta

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Jakarta, Cyberthreat.id – VeriSign, Inc., penyedia layanan pendaftaran nama domain dan infrastruktur internet global, mengumumkan, sepanjang kuartal kedua 2019 pendaftaran nama domain di seluruh top-level domain (TLD) di dunia mencapai 354,7 juta.

Jumlah tersebut meningkat 2,9 juta pendaftaran dibandingkan pada kuartal pertama 2019. “Pendaftaran nama domain telah tumbuh sebesar 14,9 juta dari tahun ke tahun,” tulis VeriSign melalui siaran persnya.

Total jumlah gabungan untuk top-level domain .com dan .net sebanyak 156,1 juta di akhir kuartal kedua 2019. Atau, naik sebesar 1,3 juta dibandingkan dengan kuartal pertama 2019.

Hingga 30 Juni, total basis nama domain .com berjumlah 142,5 juta pendaftaran nama domain, sedangkan total domain .net berjumlah 13,6 juta pendaftaran.

Sementara, pendaftaran baru nama domain .com dan .net sekitar 10,3 juta pada akhir kuartal kedua 2019.

Domain .id

Belum lama ini, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mengatakan, semakin banyak masyarakat Indonesia dan pengguna dari luar negeri yang memakai nama domain .id.

PANDI menargetkan hingga akhir tahun ini ada 800 ribu nama domain .id yang dipasarkan dan digunakan oleh pengguna. Tercatat hingga Juni 2019, pengguna domain .id baru 318.090 pengguna. Dari jumlah tersebut, sebanyak 95,61 persen dipakai oleh masyarakat Indonesia, sisanya sebesar 4,39 persen dipakai di luar negeri.

“Kami akan melakukan sosialisasi dan kegiatan-kegiatan yang masif dengan menggandeng berbagai pihak hingga ke tingkat daerah-daerah. Karena, memang saat ini domain .id masih dikenal oleh kalangan yang terbatas di bidang IT,” kata Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo.

“Ada dua strategi, liberalisasi dan rebranding. Kami akan membuka diri seluas-luasnya kepada komunitas luar negeri,” ujar dia.

“Lalu, kami juga akan melakukan rebaranding dengan memanfaatkan perusahaan-perusahaan besar yang sudah terkenal yang sudah menggunakan domain .id, seperti JD.ID, Airfrance.ID, DELL.ID, maupun OVO.ID.”

Yudho menilai pasar luar negeri masih sangat besar dan terbuka. Karena, saat ini domain .id masih sebesar empat persen yang digunakan di luar negeri. Hal itu terjadi karena, selama ini, PANDI belum memiliki inisiatif untuk ekspansif ke luar negeri.