Ekosistem dan Data Analytic Jadi Isu Utama IoT Indonesia

Ilustrasi | Foto: Freepik

Jakarta,Cyberthreat.id- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan, terdapat dua isu utama dalam penerapan Internet of Things (IoT) di Indonesia. Selain sensor dan konektivitas, ekosistem dan pengolahan data analytic menjadi isu utama dalam penerapan IoT di Indonesia.

Oleh karena itu, Kominfo mengajak semua stakeholder di Indonesia untuk turut memikirkan kedua hal ini, sehingga penerapan IoT di Indonesia bisa lebih masif dan memberikan solusi yang nyata dalam mengatasi berbagai persoalan di Indonesia.

Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kominfo, Ismail, mengatakan, sebagai regulator, pihaknya telah menyelesaikan tugas utama, yaitu menentukan frekuensi yang tepat untuk IoT.

Selanjutnya, setiap sektor industri di Indonesia diharapkan membangun ekosistem, melakukan inovasi, serta memanfaatkan data-data yang tersedia untuk dianalisis, sehingga bermanfaat untuk menumbuhkan bisnis di Indonesia.

“Tugas saya adalah, membangkitkan semangat untuk melakukan inovasi. Bagaimana solve the problem, serta memberikan solusi terhadap sebuah permasalahan. Banyak hal dan sektor di Indonesia yang bisa diterapkan dengan teknologi IoT. Namun itu semua membutuhkan konsep yang matang dari setiap industri untuk menerapkan itu,” kata Ismail di Jakarta, Rabu, (28 Agustus 2019).

Menurut Ismail, manfaat teknologi IoT, selain memberikan solusi yang nyata terhdap kondisi di Indonesia, tetapi juga mampu meningkatkan produktifitas, serta efisien. Oleh karena itu, fokus yang harus dikedepankan adalah membangun ekosistem IoT.

Sedangkan dari sisi konektifitas, hal tersebut sudah tidak menjadi persoalan lagi. Karena, kehadiran jaringan inetrnet broadband, mulai dari teknologi seluler, hingga jaringan Palapa Ring sudah cukup masif di Indonesia.

“Saat ini, untuk connectivity, porsinya tidak besar dalam IoT. Jadi kalau kita harapkan pendapatan IoT dari connectivity, saya rasa tidak besar untuk didapatkan di sana. Justru ada di ekosistem. Karena, ekosistem ini yang akan mendrive di depan. Sementara, untuk penyiapan connectivity-nya, kita sudah punya total solutions. Mulai dari teknologi yang paling sederhana, seperti, wifi, bluetooth, semua bisa digunakan, sampai broadband 5G connectivity,” ujar Ismail.

Ismail menuturkan, solusi IoT, sangat dibutuhkan untuk diimplementasikan di berbagai sektor industri. Misalnya, di sektor transportasi, sektor airport, pelabuhan laut, restoran, dan sebagainya. Semua sektor industri tersebut, membutuhkan solusi IoT untuk meningkatkan bisnis serta efisiensi.

“Datanglah dengan solusi yang aktual. Karena kita sudah punya frekuensi untuk itu. Tidak butuh banyak aturan lagi, karena sudah disiapkan aturannya. Ini adalah hal yang paling krusial, menciptakan solusi kepada seluruh masyarakat,” ungkap Ismail.

Sementara itu, dari sisi data analitycs, juga sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas. Setiap industri membutuhkan data yang bisa diolah jadi informasi, yang pada akhirnya dapat memperolah insight untuk kebutuhan bisnisnya.

“Yang perlu kita pikirkan bersama, adalah bagaimana menggunakan data kita. Data minning dari IoT ini bisa menghasilkan hal yang luar biasa, setelah kita mengkoleknya. Ketika berbicara digital transformasi, kita mulai dengan mendigitalkan semua informasi. Semua data menjadi digital,” jelas Ismail.

Untuk bisa mengolah semua data tersebut, lanjut Ismail, pihaknya sedang memikirkan sebuat regulasi, yang mana semua data yang ada di Indonesia, bisa diakses oleh semua sektor. Sehingga, bisa memberikan manfaat dari data tersebut.

“Bagaimana mengolah data ini? Barangkali tidak semua data harus kita miliki. Mungkin platform data-data yang krusial, seyogyanya bisa dimanfaatkan secara common oleh industri. Di sini,  Goverment harus hadir dengan regulasi yang tepat. Jadi, bagaimana kepemilikan data itu diatur, sehingga aksesibilitas terhadap data itu, bisa dimanfaatkan oleh semua sektor,” tutur Ismail.