Kepala BSSN: Rangkaian Hoaks Memprovokasi Masyarakat Papua
Jakarta, Cyberthreat.id - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) Hinsa Siburian mengatakan ia melihat upaya segelintir orang menggunakan hoaks dan disinformasi terkait kasus kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
Kericuhan massa di Papua dan Papua Barat adalah buntut dari kasus persekusi terhadap mahasiwa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur. Setelah itu beredar konten hoaks di media sosial yang bertujuan memanaskan situasi di Papua.
Hoaks, kata Hinsa, disalurkan secara masif oleh para pelaku ke masyarakat melalui ruang siber. Kemudian muncul kelompok yang mendramatisir bertujuan menimbulkan prasangka, konflik dan kerusuhan di tengah masyarakat Papua.
"Memang ada kelompok yang sengaja memperkeruh situasi dengan konten berita hoaks untuk menimbulkan kerusuhan dan konflik. Ini kami terus memonitor, tapi kita tunggu penegak hukum bekerja," ujar Hinsa di Gedung BSSN, Ragunan, Jumat (23 Agustus 2019).
Hinsa yang pernah menjabat sebagai Pangdam Cendrawasih 2015-2017 mengatakan, masyarakat Papua sebenarnya sudah memahami aturan demonstrasi dan unjuk rasa.
Masalahnya, kata dia, ketika unjuk rasa berujung anarkis dan vandalisme. Itu terjadi akibat banyaknya hoaks dan provokasi di media sosial maupun media massa dan sumbernya dari luar Papua.
"Saya sejak tahun 2002 sudah bertugas di Papua dan saya tahu persis keadaan di sana. Perhatian Bapak Presiden Jokowi terhadap Papua juga sangat khusus. Mungkin bagi saya begini ya, orang-orang yang mendiskreditkan Papua itu banyak dari luar dan mereka mungkin belum pernah ke Papua," ujarnya.
Hinsa menyebutkan bahwa pelaku penyerangan siber atau yang berniat jahat di ruang bisa perorangan, kelompk dan negara. Serangan siber pun, menurut Hinsa, bisa mempengaruhi informasi di lingkungan masyarakat.