Demo Hongkong, Google Blokir 210 Channel YouTube
Mountain View,Cyberthreat,id - Google mengumumkan telah menonaktifkan 210 saluran YouTube. Langkah itu, dilakukan Google, setelah ditemukan penyebaran informasi hoax dan berbagai upaya yang terkoordinasi terkait aksi demonstrasi di Hongkong.
Dikutip dari CNBC, Jumat, (23 Agustus 2019), keputusan tersebut dilakukan Google, setelah beberapa hari terakhir ini, media sosial seperti Twitter dan Facebook menangguhkan hampir 1000 akun yang terkait dengan kampanye disinformasi yang melibatkan Pemerintahan China.
Dalam melakukan tindakan pemblokiran tersebut, Google dan YouTUbe juga diawasi oleh senator dari Amerika Serikat (AS), terkait bagaimana mereka mengontrol platform videonya dalam menangani hoax.
"Awal pekan ini, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk memerangi operasi pengaruh yang terkoordinasi, kami menonaktifkan 210 channel di YouTube,” tulis Google
Tak hanya itu, Google juga mengungkapkan, pihaknya juga telah menemukan penggunaan Virtual Private Network (VPN) dan beberapa metode lain yang digunakan dalam upaya memprovokasi dan penyebaran hoax terkait aksi demo tersebut.
“Kami menemukan penggunaan VPN dan metode lain untuk menyamarkan asal akun ini dan aktivitas lain yang umumnya terkait dengan operasi pengaruh yang terkoordinasi,” kata Google.
Sebelumnya, menurut laporan TechCrunch, platform media sosial, Twitter, dikritik, karena mencuit peristiwa kerusuhan di Hongkong, sebagai sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para demonstran.
Yang menjadi persoalan, cuitan tersebut bukan karena inisiatif dari Twitter, tetapi, Twitter diduga telah dibayar oleh China Xinhua News, sebuah surat kabar di China, yang menjadi corong resmi Partai Komunis China.
Padahal, Twitter dan beberapa platform media sosial lainnya, yang berasal dari luar China diblokir di China.
“Twitter melakukan cuitan yang dipromosikan dari China Xinhua News, corong resmi Partai Komunis Tiongkok. Cuitan itu ditemukan dan dibagikan oleh akun Twitter Pinboard, layanan bookmark yang didirikan oleh Maciej Ceglowski, dan pengguna lainnya,” tulis TechCrunch.
Dalam pemberitaanya, China Xinhua News selalu menggambarkan demonstrantasi di Hongkong sebagai sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan para demonstran.
Padahal, para pengamat Internasional telah mengkritik penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi Hongkong terhadap aksi damai demosntran.
“Ironisnya, tweet dari China Xinhua News adalah bahwa mereka membiarkan Partai Komunis Tiongkok menyebarkan versinya kepada audiens di seluruh dunia, meskipun Twitter secara resmi dilarang di China,” tulis TechCrunch.