Komando Siber AS Pukul Mundur Hacker Rusia di Pemilu Paruh Waktu
Jakarta, Cyberthreat.id - Pada 11 April 2018, Komandan Komando Tempur Udara Amerika Serikat, Jenderal James Holmes memerintahkan Kepala Siber Angkatan Udara, Mayjen Robert Skinner mempersiapkan diri melawan intervensi Rusia di Pemilu paruh waktu Amerika Serikat (AS).
Pemilu paruh waktu AS adalah pemilihan umum untuk memilih anggota Kongres, parlemen negara bagian dan beberapa gubernur. Sementara isu dua tahun lalu masih membekas kala kemenangan Presiden Donald Trump di Pilpres AS 2016 diwarnai intervensi ahli internet Rusia.
Pemilu paruh waktu berlangsung di tengah masa jabatan presiden inkumben. Penyelenggaraannya sukses pada 6 November 2018. Persiapan tujuh bulan yang dilakukan pasukan siber terhitung cukup matang dan operasi dilakukan secara rahasia serta di luar dugaan lawan.
"Itulah untuk pertama kalinya kami benar-benar memiliki wewenang untuk beroperasi dan melakukan operasi di dunia maya," kata Jenderal Holmes dilansir Fifth Domain, Senin (15/4/2019).
Hingga saat ini otoritas siber AS masih merahasiakan tim mana yang berhasil memukul hacker Rusia di Pemilu paruh waktu tersebut. Perintah Jenderal Holmes berakibat besar.
Sebelumnya komando perintah otoritas siber AS sulit untuk disetujui, tapi sekarang mulai dilonggarkan.
Awal tahun ini Kepala Komando Pasukan Siber AS, Jenderal Paul Nakasone bersaksi di depan Kongres AS. Ia menyatakan organisasinya mendapat dukungan dari Komando AS di Eropa, Komando Utara, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Biro Investigasi Federal (FBI).
Jenderal Nakasone juga membentuk kelompok kecil di dalam Badan Keamanan Nasional (NSA) untuk fokus pada Rusia, serta berkoordinasi dengan Komando Eropa dan negara-negara Eropa.
Komando utama, kata dia, jatuh kepada Angkatan Udara berdasarkan hirarki militer AS.
"Masing-masing komandan komponen dunia maya memiliki Markas Besar Pasukan Gabungan-Cyber, yang menyediakan kemampuan perencanaan, penargetan, intelijen dan siber untuk komando kombatan tertentu yang ditugaskan," ujar Nakasone.
Opreasi siber bersifat sensitif dan hanya sedikit informasi yang dibocorkan.
Tim-tim yang berada di bawahnya termasuk Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut yang bertugas melakukan serangan dunia maya, intelijen dunia maya, pengawasan dan pengintaian serta persiapan operasional dunia maya dari medan perang dan seterusnya.