Adopsi AI di AS Diperkirakan Capai 60% Pada 2022
New York, Cyberthreat.id - Genesys, perusahaan global yang bergerak di bidang informasi dan solusi bagi pelanggan perusahaan, melaporkan pada tahun 2022, 60% perusahaan AS berharap untuk menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intellignet/AI) untuk meningkatkan operasi, penempatan staf, penganggaran, dan kinerja.Pasalnya, saat ini baru sekitar 24% pemimpin perusahaan di AS yang tanpa ragu telah mengadopsi teknologi AI.
Laporan tersebut, berdasarkan survei yang dilakukan Genesys belum lama ini, terhadap 303 pengusaha di AS.
Survei tersebut juga mengungkapkan, sebanyak 57% pemimpin perusahaan mengatakan mereka antusias tentang alat teknologi tempat kerja baru termasuk AI dan bot.
Sekitar 32% mengatakan mereka percaya AI memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan lebih cepat, lebih efektif, dan mampu menekan biaya. Sedangkan, 25% lainnya mengatakan mereka percaya AI memungkinkan karyawan untuk menjadi lebih produktif, dan merasa lebih berharga.
“Hasil survei berfungsi sebagai titik bukti lain bahwa bisnis akan menjadi besar, ketika mereka menggunakan teknologi otomatisasi dan bantuan AI, dan begitu juga karyawan," kata Merijn te Booij, Kepala Pemasaran Genesys, seperti diakses dari TechRepublic, Jumat, (16 Agustus 2019).
Namun, di sisi lain, sebanyak 31% pemimpin perusahaan mengatakan, mereka tidak merasa bahwa AI akan menjadi solusi praktis untuk jenis bisnis mereka. Sebanyak 31% lainnya mengatakan mereka percaya AI akan terlalu rumit untuk diterapkan.
“Ini sejalan dengan temuan penelitian lainnya, yang menunjukkan kurangnya bakat AI yang terampil merupakan penghalang utama untuk adopsi,” ujar Merijn.
Tetapi, kata Merijn, secara keseluruhan, 40% dari pengusaha melaporkan bahwa tidak ada keraguan dalam perusahaan mereka tentang perlunya mengadopsi teknologi seperti AI, bot, dan augmented reality (AR) untuk meningkatkan efisiensi bisnis.
"Penelitian kami menunjukkan 61% pengusaha percaya, pekerja lebih terpenuhi ketika tempat kerja mereka mengadopsi AI karena memungkinkan mereka mengambil tugas-tugas yang lebih menantang,” ungkap Merijn.