Ketua DPR Ingatkan Pejabat RI Tentang Rawan Penyedotan Data
Jakarta, Cyberthreat.id - Ketua DPR RI, Bambang "Bamsoet" Soesatyo, mengingatkan para pejabat di Indonesia terhadap pentingnya kesadaran dan kewaspadaan terhadap keamanan siber.
Di era digital dan otomatisasi, kata dia, semua kehidupan bergantung kepada teknologi, internet dan gadget. Jika negara dan manusianya tidak memahami konsep keamanan dan kenyamanan, maka akibatnya siber bisa sangat berbahaya ke seluruh sendi kehidupan.
"Bayangkan jika para pejabat kita disadap. Misalnya pakai iPhone yang datanya semua bisa disedot terkait kepentingan publik. Ini ancaman luar biasa sehingga keamanan dan kewaspadaan terhadap keamanan siber itu penting sekali," kata Bamsoet di acara Diskusi Publik dan Simposium Rancangan Undang-undang Keamanan dan Keamanan Siber (RUU KKS) di Jakarta, Senin (12 Agustus 2019).
Lebih lanjut Bamsoet menuturkan pandangannya terhadap konsep kedaulatan siber yang menurut dia mencakup berbagai hal. Mulai dari pertahanan dan ketahanan negara hingga kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Ia mencontohkan bahwa kondisi pertahanan dan ketahanan seluruh bangsa di dunia pada masa yang akan datang tidak lagi manual. Semua sistem pertahanan, ketahanan, keamanan dikendalikan komputer lewat sistem terintegrasi.
"Saya tidak bisa membayangkan seluruh atau beberapa peralatan canggih kita tiba-tiba di hack (retas). Sistem radar, sistem kapal selam, pesawat tempur, tank-tank kita, infrastruktur kritis nasional, sektor finansial dan sebagainya. Itu kalau di serang secara remote kita bisa lumpuh."
Kemudian untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, Bamsoet mengingatkan pentingnya melindungi setiap entitas bisnis anak bangsa termasuk infrastruktur digital yang jika diserang bisa menimbulkan keonaran, gangguan keamanan dan ketertiban bahkan kehancuran.
"Tujuan kita adalah melindungi aset dan infrastruktur digital bangsa. Makanya RUU KKS sangat penting mengamankan bisnis, startup, toko online setiap warga negara yang berbisnis digital terutama keamanan, ancaman dan ketahanan sistem kita dari luar."
Bamsoet juga menyinggung ancaman manipulasi informasi seperti hoaks dan disinformasi yang sudah terbukti mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut dia, masalah ini tidak hanya dihadapi dengan literasi dan pendidikan, tapi juga mengembangkan teknologi siber.
"Jadi, kita itu perlu kembangkan algoritma melawan hoaks itu. Ini kita harus lawan menggunakan teknologi karena ancaman manipulasi mindset sudah masuk ke Indonesia. Manipulasi mindset dibenamkan dalam kecanggihan dalam kemajuan teknologi."