Rusia Ancam Google Jika Tak Setop Video Demo di YouTube

Ribuan pengunjuk rasa pada Sabtu (10 Agustus) kemarin di Moskow, Rusia. | Foto: TASS/Anton Sergienko

Moscow, Cyberthreat.id – Pemerintah Rusia mendesak Google untuk menghentikan pengguna YouTube mem-posting informasi tentang demonstrasi yang menentang pemerintah dan meminta Presiden Vladimir Putin mundur.

Seperti dikutip dari Market Watch, Minggu (11 Agustus 2019), Roskomnadzor mengatakan, telah berkirim surat ke Google. Intinya, mereka mengeluhkan video-video protes itu muncul di YouTube.

YouTube adalah anak perusahaan dari Google Alphabet. ika perusahaan internet yang berbasis di California, Amerika Serikat tidak mengatasi masalah tersebut, Rusia menyatakan perang.

"Jika Google tidak mengambil tindakan reaktif, Federasi Rusia akan menganggap ini sebagai campur tangan dalam urusan kedaulatan negara dan juga sebagai permusuhan dan menghambat pelaksanaan pemilihan demokratis di Rusia dan akan memiliki hak atas tanggapan yang memadai," demikian ujar Roskomnadzor dalam suratnya.


Berita Terkait:


Layanan Federal untuk Pengawasan di Bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi Massa, atau Roskomnadzor, mengatakan pernyataan tersebut setelah beberapa pekan terakhir terjadi unjuk rasa terkait dengan Pemilihan Dewan Kota Moskow.

Puluhan ribu orang melakukan demonstrasi selama empat akhir pekan berturut-turut. Mereka menentang keputusan pemerintah yang melarang sejumlah kandidat independen dari oposisi ikut Pemilihan Dewan Kota Moskow yang bakal digelar 8 September mendatang.

Sebelumnya, seperti diberitakan VOA, alasan pemerintah menendang calon independen dari oposisi karena sebagian dari 5.500 tanda tangan warga sebagai syarat ikut pemilu dinilai tidak sah.

Pada unjuk rasa dua pekan lalu, sekitar 1.000 orang ditangkap polisi karena dianggap telah melakukan protes ilegal. Sementara, pada Sabtu lalu dalam unjuk rasa berizin, lebih dari 200 orang kembali ditangkap lantaran mereka berpindah dari tempat unjuk rasa ke pusat kota Moskow.

Peserta demonstrasi akhir pekan kemarin diperkirakan lebih dari 50.000 orang, termasuk dalam unjuk rasa protes terbesar di Moskow dalam beberapa tahun terakhir.

Seperti diketahui, Rusia telah mengadopsi serangkaian langkah untuk meningkatkan kontrol atas internet dalam beberapa tahun terakhir.

Undang-undang yang diberlakukan tahun ini mengharuskan perutean lalu lintas internet melalui server Rusia. Ini keputusan yang menurut para kritikus dapat mengarah pada sistem Great Firewall  yang dibangun China sehingga memblokir konten politik dan mencegah pengguna China menggunakan situs-situs seperti Facebook, Twitter, dan Google.