Era Industri 4.0, Pegawai Negeri Harus Kuasai Digital Skill
Jakarta, Cyberthreat.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan survei untuk mengukur kemampuan digital (digital skill) para aparatur sipil negara (ASN) seiring pelayanan publik di era digital.
Saat ini, kementerian baru melaksanakan ICT ASN Index. “Semacam survei untuk semua ASN tentang kemampuan digital," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Rosarita Niken usai diskusi bertajuk Menimbang Talenta ASN: Siapkah Hadapi Era Digital di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Jakarta, Kamis (8 Agustus 2019).
Dari pemetaan itu, kata Niken, akan diketahui kapasitas dan kemampuan ASN dalam penguasaan teknologi digital, termasuk mana yang mahir, memiliki kemampuan standar, dan yang buta teknologi.
Menurut Niken, hasil ICT ASN Index bisa membantu dalam menyusun strategi untuk peningkatan kapasitas ASN di seluruh Indonesia, khususnya dalam kemampuan teknologi.
Untuk mengukur kemampuan teknologi, kata dia, sebenarnya sudah ada beberapa pengategorian, yakni pengetahuan dasar, menengah, dan mahir.
"Di era industri 4.0, ASN juga harus menyesuaikan kompetensi maupun kualitasnya dengan perkembangan teknologi informasi. ASN mau tak mau, suka tidak suka harus meningkatkan kemampuan dan kapasitas untuk digitalisasi.
Menurut dia, digitalisasi sebenarnya fokus pada pelayanan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih akurat.
"Yang tadinya berbelit-belit menjadi sesuatu yang simpel dan sederhana sehingga masyarakat, stakeholder ini bisa terlayani dengan sebaik-baiknya," kata Niken.
Program yang dilakukan
Langkah yang telah dilakukan untuk menyiapkan SDM yang melalui audit kompetensi digital, kemudian program-program, salah satunya Digital Talent Scholarship 2019.
Setidaknya ada 25 ribu orang yang akan diberikan kesempatan mengikutinya dengan kategori umum, seperti lulusan SMK, sekolah vokasi, kemudian guru-guru, dan lulusan perguruan tinggi.
Program itu tidak dikhususkan bagi ASN, tetapi ada cukup banyak yang termasuk pegawai negeri. Ada pula, program beasiswa S2 maupun S3 berkaitan dengan pengembangan digital dan teknologi informasi di dua negara, yakni India dan China.
Menurut Niken, pemerintah juga telah mengadakan Reform Leader Academy (RLA) Angkatan 18 yang menyiapkan alat dan perangkat untuk membuat survei indeks digital ASN. "Jadi, ini memang baru dimulai dan dipelopori oleh adik-adik LRA 18 ini," katanya.
Kementerian Kominfo juga memiliki program Siber Kreasi untuk meningkatkan kemampuan digital masyarakat di perdesaan yang bekerja sama dengan kurang lebih 100 komunitas.
Program Siber Kreasi, kata dia, merupakan literasi digital kepada masyarakat umum dengan cara berbagi pengetahuan mengenai manfaat dari teknologi digital serta bagaimana menggunakan internet secara sehat dan aman.
Untuk mendukung Siber Kreasi itu saat ini tol langit telah dibuat melalui Palapa Ring. Proyek tersebut telah mampu melayani sektor barat dan tengah, sedangkan sektor timur baru mencapai 94 persen.
"Jadi, untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia (3T) sudah bisa terlayani walaupun tidak 100 persen,” ujar dia.