Mitra Merasa Bahagia Bekerja di GoJek? Ini Jawabannya
Jakarta,Cyberthreat.id - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan, bahwa para mitra yang berada dalam ekosistem Go-Jek mengakui adanya manfaat di luar keuntungan ekonomi yang mereka peroleh.
Mitra melihat hidup mereka lebih baik bersama Go-Jek. Hal ini diungkapkan dalam penelitian kualitatif berjudul Makna Kerja, Tingkat Kepuasan, dan Well-Being Mitra Go-Jek Indonesia, pada 2019, dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh dampak yang dirasakan mitra Go-Jek dalam kehidupan mereka.
Turro S. Wongkaren, Kepala Lembaga Demografi FEB UI mengatakan, penelitian kualitatif ini merupakan lanjutan dari penelitian LD FEB UI sebelumnya yang bersifat kuantitatif mengenai dampak ekonomi mitra Go-Jek kepada perekonomian Indonesia.
"Pada riset sebelumnya, LD menghitung bahwa kontribusi Go-Jek terhadap perekonomian Indonesia berada di kisaran Rp 44,2-55 triliun jika menggunakan asumsi 100% mitra aktif. Namun, hal yang perlu lebih lanjut ditelaah adalah apakah kontribusi ekonomi yang besar ini juga diikuti dengan kepuasan dan kebahagiaan mitranya,” kata Turro melalui siaran pers, Rabu, (7 Agustus 2019).
Menurut Turro, penelitian mengenai well-being pekerja di industri konvensional sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian terhadap anggota ekosistem ekonomi digital masih jarang.
Hal ini, dinilai perlu dilakukan guna memahami lebih dalam bagaimana ekonomi digital bisa membantu individu tidak hanya dari sisi finansial tetapi juga manfaat non-finansial yang berguna bagi pengembangan diri.
“Sehingga, ekonomi digital Indonesia bisa inklusif dan berkualitas,” Ujar Turro.
Sementara, Peneliti LD FEB UI Bagus Takwin memaparkan, mitra memaknai pekerjaan mereka lebih dari sekadar menghasilkan uang untuk memenuhi kepentingan sendiri.
“Mereka melihat hidup menjadi lebih bermakna karena dengan menjadi mitra Go-Jek, mereka bisa membantu banyak orang dan menebarkan kebaikan. Dalam konteks industri digital yang menganut sistem kemitraan seperti Go-Jek, makna kerja menjadi penting karena setiap orang punya pilihan dan otonomi dalam bekerja, yang mana ini lebih memberdayakan mitra,” kata Bagus.
Berdasarkan pengukuran kepuasan hidup mitra yang menggunakan instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dari Pavot dan Diener (2013), skor rata-rata kebahagian mitra yang ditemukan pada penelitian ini adalah 24,3 dari skala maksimal 35.
"Artinya, secara umum mitra Go-Jek tergolong “cukup puas dengan hidupnya yang menjadi lebih baik dan merasa bahagia,” tambah Bagus.
Dia menyatakan, keadaan mitra Go-Jek yang bahagia bisa membuat mereka tetap semangat memperbaiki hidup sehingga bisa naik tangga kelas ekonomi dan sosial.
“Kebahagiaan menjadi optimal dengan adanya rancangan kemitraan Go-Jek, yang memungkinkan mitra memiliki kebebasan terhadap target dan waktu kerja mereka,” ujar Bagus.
Penelitian ini menemukan lima faktor utama di balik kebahagiaan mitra Go-Jek, yaitu:
1. Kesesuaian pekerjaan dengan kepribadian,
2. Interaksi sosial dan rasa persaudaraan yang kuat, khususnya keterlibatan di banyak komunitas,
3. Perasaan otonom dalam bekerja, khususnya kebebasan mengatur waktu kerja,
4. Penghargaan dalam bentuk apresiasi dari pelanggan, perusahaan dan teman, serta pembelajaran dari lingkungan sekitar,
5. Perasaan dibutuhkan oleh masyarakat karena mampu meringankan beban banyak orang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan sebanyak 201 orang mitra Go-Jek (109 laki-laki dan 92 perempuan) dari layanan Go-Ride (pengemudi roda dua), Go-Car (pengemudi roda empat), Go-Food (merchant), Go-Massage (talent jasa pijat), Go-Clean (talent jasa kebersihan), dan Go-Auto (talent jasa otomotif),
Penelitian ini dilakukan di sembilan kota yaitu Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, Makassar, dan Palembang. Mitra yang menjadi responden penelitian adalah mereka yang aktif di Go-Jek selama enam bulan terakhir.