Riset: Transformasi Digital Dinilai Lamban

Ilustrasi | Foto : Digitalindo

Jakarta,Cyberthreat.id - NTT Ltd. perusahaan layanan teknologi global menerbitkan laporan yang diberi tajuk 2019 Digital Means Business Report. Laporan tersebut mengungkapkan, hanya 11% organisasi yang merasa sangat puas dengan pihak yang bertanggung jawab atas transformasi digital.

Meski demikian,  hampir tiga perempat dari organisasi tersebut mengakui, sudah pernah mencoba untuk melakukan transformasi digital.

Organisasi yang disurvei tersebut mengaku, untuk mencapai keberhasilan dengan transformasi digital,  membutuhkan perubahan radikal, yang tidak mudah dan  signifikan untuk mencapai kesuksesan.

“Perubahan ini, ketika dikombinasikan dengan kurangnya kepemimpinan transformasional yang kuat dan kurangnya fokus terhadap kebutuhan untuk mengubah orang, dapat mengakibatkan banyak perusahaan mengalami keterbelakangan,” kata Wayne Speechly, VP of Advanced Competencies, NTT Ltd. Melalui siaran pers, Rabu, (7 Agustus 2019).

Laporan tersebut juga mengungkapkan, sekitar 71% organisasi pada tahap awal transformasi masih meyakini bahwa restrukturisasi lengkap model bisnis dan operasi adalah definisi utama dari sebuah transformasi digital.

Selain itu, hanya 49% responden percaya bahwa tim kepemimpinan mereka memiliki keterampilan yang tepat untuk mengelola pelaksanaan transformasi digital.

Dan juga, kurangnya sponsor atau kepemilikan terhadap pelaksanaan transformasi digital pada eksekutif digolongkan sebagai penghalang utama kesuksesan.

“Organisasi masih bergulat dengan bagaimana mereka dapat membentuk bisnis mereka untuk dapat memanfaatkan masa depan yang terhubung,” ujar Wayne.

Kekurangan ini, lanjut Wayne, menggarisbawahi pentingnya para pemimpin bisnis untuk mengubah diri mereka sendiri, membangun lingkungan yang berbeda, dan menetapkan prioritas perilaku dan indikator kinerja baru untuk mendorong pendekatan transformasi yang lebih proaktif, taktis, dan bertahap.

Riset ini juga mengungkapkan adanya korelasi langsung antara kemampuan organisasi untuk mewujudkan nilai yang relevan, yang didorong oleh hasil dari transformasi digital secara teratur, dengan adanya kematangan digitalnya. Namun, masih ada ketidaksejajaran antara tim TI dan bisnis yang lebih luas.

"Organisasi harus berfokus lebih kepada pengambilan langkah-langkah yang dipertimbangkan dan berulang dalam perjalanan transformasi mereka untuk meningkatkan nilai dan kejelasan langkah selanjutnya dibandingkan menyempurnakan rencana digital yang besar,” tegas Wayne.

Penelitian ini mensurvei lebih dari 1.150 eksekutif, dari 15 negara di seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah & Afrika, dan Asia Pasifik, serta 11 industri vertikal.

“Hasil tersebut  memberikan wawasan berharga tentang bagaimana para pemimpin melihat peluang bisnis yang diberikan oleh transformasi digital, tantangan-tantangan pelaksanaan yang dialami dalam mewujudkan suatu strategi transformasi digital, dan nilai apa yang dapat dicapai,” pungkas Wayne.