Indonesia Bawa Unicorn dan Startup ke Dubai 2020
Jakarta, Cyberthreat.id - Indonesia berniat membawa Unicorn dan startup ke ajang World Expo 2020 di Dubai yang akan berlangsung selama 173 hari pada 20 Oktober 2020 sampai 21 April 2021.
Presdir PT Dyan Praga Samudera, Harimansyah Zagloel, mengatakan pihaknya tengah mendekati dua Unicorn Tanah Air untuk ikut serta. Menurut dia, secara khusus Dubai 2020 bertujuan membuka keran investasi dari Timur Tengah.
"Sebenarnya Unicorn itu bisa connect langsung ke Timur Tengah, tapi lewat Dubai 2020 mereka kan bawa nama Indonesia. Nah, disitu bisa saja datang investor dari Amerika, Eropa dan negara lainnya," kata Harimansyah di Jakarta, Kamis (1 Agustus 2019).
Harimansyah mengatakan Komite Penyelenggaran Dubai 2020 memang sengaja menyediakan ruang dan tempat bagi Unicorn atau startup. Segmen eknomoni digital, kata dia, merupakan wilayah generasi Milenial yang akan menjadi penggerak Bangsa Indonesia di 2045.
Baca: Indonesia akan Viralkan World Dubai Expo 2020
"Milenial Indonesia itu menarik bagi Timur Tengah. Lewat Unicorn mungkin saja mereka nanti bisa dihubungkan. Saya contohkan misalnya inovasi dan dalam pendidikan Islam atau universitas-universitas," ujar pria pemegang proyek pembangunan lot Indonesia di Dubai Expo 2020
Membawa Inovasi
Apa yang akan ditampilkan satrtup atau Unicorn di Dubai Expo 2020? Harimansyah mengatakan inovasi. Ia mencontohkan platform Unicorn milik anak bangsa yang berbahasa Indonesia tentu tidak akan dimengerti oleh pasar Timur Tengah.
"Yang dibawa itu ya inovasi terutama Unicorn itu harus lebih kreatif misalnya seperti pembayaran digitalnya seperti apa, kemudian display di sana harus menarik perhatian sehingga para investor itu datang dan bertanya."
Indonesia juga akan memikirkan membawa teknologi buatan anak bangsa. Harimansyah mengatakan banyak karya produk dalam negeri yang bisa bersaing ketika dipertemukan dengan produk lain di Dubai nanti.
Startup yang menawarkan solusi dan inovasi biasanya akan beriringan berbagai macam produk seperti printer 3D. Kemudian teknologi untuk mendukung pasar hala di Indonesia juga belum banyak sehingga investor Timur Tengah diperkirakan bakal tertarik.
"Bekraf mengatakan teknologi kita bersaing jika di bawa ke sana. Startup baru, inovasi baru, produk baru akan kami bawa ke sana, tapi dengan perhitungan matang dan cukup menjanjikan."