Niko Tidar, Gamer Pembobol Fintech Nakal

Ilustrasi. Saat diwawancara Niko Tidar enggan diambil gambarnya karena wajahnya tidak ingin tersebar di publik. | Foto: freepik.com

Jakarta, Cyberthreat.id – Niko Tidar tak begitu asing di kalangan komunitas hacker. Namun, publik baru mengetahui sepak terjangnya dan namanya menjadi viral setelah 21 April lalu membuat status menggemparkan di Facebook.

Ia menulis di statusnya, bahwa ada aplikasi teknologi finansial (fintech) yang merekam seluruh data ponsel pengguna. Jika selama ini, telah menjadi rahasia umum bahwa fintech bisa mengakses kontak peminjam uang, tapi fintech yang disebut Niko lebih dari itu.


Berita Terkait:


Hingga kini, Niko tak mau membuka nama aplikasi fintech tersebut. Namun, dirinya telah melaporkan temuannya itu ke Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Selasa (30 Juli).



Niko bukanlah hacker jahat, ia tergolong dalam bug hunter atau pemburu celah keamanan. Nama aslinya Niko Tidar Lantang Perkasa.

Niko, panggilan akrabnya, lahir di Bandung, Jawa Barat, sekitar 30 tahun lalu, tapi kini tinggal di Jakarta. Niko tak mau membeberkan umurnya, tapi ia telah memasuki kepala tiga.

Ia pernah bekerja di Noosc Global, perusahaan teknologi informasi yang melayani jasa keamanan, dan dia termasuk bagian dari tim keamanan tersebut.

Niko mengatakan, tertarik pada dunia teknologi informasi sejak 2007 bermula dari game online. Saat bermain game, kata dia, seseorang biasanya menggunakan teknik cheat (cara curang) untuk mendapatkan skor tinggi. Dari situlah, ia mulai mempelajari dunia programming.

“Saya penasaran (dengan teknik cheat), akhirnya saya tanya ke beberapa teman bagaimana caranya. Saya akhirnya belajar programming,” ujar penggemar game online Mobile Legend ini saat ditemui Cyberthreat.id, Sabtu (27 Juli).

Pada 2008 ia masuk dan mengenal komunitas bawah tanah atau hacker. Petualangan di dunia hacking pun dimulai Niko sekaligus  mempelajarinya. Ia mulai akrab dengan teman-teman di komunitas hacker.  “Kayaknya dulu tuh kalau bisa nge-hack keren gitu,” kata Niko.

Dan, pada 2010, ia mulai bekerja di industri teknologi informasi sebagai system administrator; profesi ang bertugas melakukan pemeliharaan sistem jaringan dan atau komputer.

Selama bekerja Noosc Global, ia mengaku banyak menimba ilmu khusus di bidang security system, mulai yang tadinya hanya pentest (penetration test/uji penetrasi) situs web, akhirnya bisa menguasai teknik pentest aplikasi seluler, wireless, dan infrastruktur.

Diakui Niko, sejak status Facebook-nya menjadi viral, dirinya merasa sangat tak nyaman karena ada juga yang mengancamnya dengan akun anonim via pesan Facebook. “Dia cuma bilang “hati hati saja ya”. Gimana enggak serem coba?” kata Niko.

Niko mengatakan, dirinya membuat status tersebut hanya untuk mengingatkan agar pengguna layanan fintech lebih peduli terhadap data yang dimiliki. Namun, ternyata respon dari warganet berbeda dari apa yang ia bayangkan. Ada pihak yang pro dan kontra.

Status itu hingga kini telah direspon 714 komentar dan lebih dari 1.700 kali dibagikan.




Redaktur: Andi Nugroho