Ini Kata Chief RA Soal Investasi SoftBank di Indonesia

Menkominfo Rudiantara | Foto : Eman Sulaeman/Cyberthreat.id

 

Jakarta,Cyberthreat.id- SoftBank telah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi mendanai startup di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, SoftBank telah mengucurkan dana segar senilai US$ 2 Miliar di Indonesia. Bahkan, angka itu akan terus bertambah ke depannya.

Dua startup, yang kini telah menjadi Unicorn yang berkiprah di Indonesia, Tokopedia dan Grab telah mencicipi aliran dana investasi tersebut.

Tak hanya itu, melalui program Vision Fund, Softbank juga berencana   mengucurkan dana investasi sebesar lebih dari US$ 100 miliar tahap kedua. Program itu nantinya akan membiayai sejumlah perusahaan teknologi di berbagai negara.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, ketertarikan investor asing untuk masuk ke pasar Indonesia adalah hal yang wajar.

Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan ASEAN yang memiliki pertumbuhan ekonomi digital paling besar.

“Kalau orang investor Internasional pengen invest startup di Indonesia, itu kan semua udah tahu bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia paling besar.  Apalagi di kawasan ASEAN,” kata pria yang sering disapa Chief RA tersebut, di Jakarta, Senin, (29 Juli 2019).

Menurut Rudiantara, Indonesia telah menjadi magnet atau basis bagi investor asing. Investor asing, menjadikan Indonesia sebagai basis atau landasan, yang kemudian akan melakukan ekspansi ke negara-negara lain, di kawan ASEAN.

“Jadi, biar bagaimanapun mereka melihatnya ke Indonesia. Dan Indonesia, bisa dijadikan semacam basis yah, untuk berekpansi ke negara lain di Asean,” ujar Rudiantara.

Sebelumnya, Rudiantara mengungkapkan nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$ 130 Miliar pada 2020. Indikasinya, dapat dilihat dari pertumbuhan pasar ekonomi digital setiap tahun.
Oleh karena itu, Dia menilai, sektor ekonomi digital diprediksi akan menjadi penopang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
 
“Total US$ 130 miliar di tahun 2020. Itu lebih dari 11 persen GDP (Gross Domestic Product) nominal di Indonesia. Suatu lompatan yang sangat besar,” ungkap Rudiantara belum lama ini.

Menurut Rudiantara, perekonomian di Indonesia sudah sepenuhnya menggunakan teknologi digital. Indikasinya dapat dilihat  mulai dari perdagangan ritel, perbankan, layanan peminjaman, hingga jasa travel.

“Sekarang siapa yg terbang ke Surabaya dari kota lain masih ke travel biro membeli voucher? Sudah tidak ada lagi. Siapa yang nginep di Surabaya dari kota lain beli voucher dari biro kemudian voucher ditukar di resepsionis dengan kunci kamar? Tidak ada lagi. Semuanya sudah menggunakan teknologi digital,” ungkap Rudiantara.