Siswa Sekolah Disabilitas di Singapura Diajari Digital Skill
Singapura, Cyberthreat.id – Pemerintah Singapura membuat kebijakan inklusif terhadap para siswa untuk mengenal dunia teknologi informasi.
Itu terlihat dari empat sekolah yang menerapkan kurikulum akademiknya dengan memasukkan keterampilan digital dasar, antara lain Association for Persons with Special Needs (APSN) Delta Senior School, APSN Tanglin School, Grace Orchard School, dan Metta School.
Lebih dari 700 siswa berkebutuhan khusus akan belajar cara mencari informasi di internet, cara pembayaran elektronik, menggunakan email, dan chat daring.
Otoritas Pengembangan Media Infocomm (IMDA) mengatakan, mereka yang terbantu adalah para siwa disabilitas ringan berusia antara 13-20 tahun. “Kebijakan membangun masyarakat yang inklusif digital ini kelanjutan dari program percontohan terhadap 70 siswa pada awal tahun ini,” tulis The Strait Times, yang diakses Minggu (28 Juli 2019).
Dalam pengumuman Jumat lalu, Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura Iswaran mengatakan, siswa akan belajar dan menggunakan akun SingPass untuk mengakses layanan pemerintah. Tujuan dari program ini untuk menyiapkan mereka bisa produktif ke depan.
“Memperoleh akses ke platform dan layanan digital adalah keterampilan yang harus dimiliki setiap warga Singapura,” kata Iswaran.
Menurut dia, membangun masyarakat yang siap secara digital tidak hanya memastikan bahwa teknologi dapat diakses oleh semua. “Namun, juga melatih orang dengan keterampilan untuk menggunakan teknologi agar menambah nilai bagi kehidupan mereka," tutur dia.
Oun Zi Le (18), siswa APSN Delta Senior School, bercerita tentang pengalaman selama belajar. "Saya belajar cara membuat akun Gmail tahun ini. Saya dapat mengirim (dan) menerima email. Saya juga tahu caranya untuk melampirkan file. Sangat mudah. Saya sekarang membaca email saya menggunakan ponsel saya," ujar dia.
Kepala APSN Delta Senior School Subash Lazar mengatakan pelajaran digital itu memungkinkan siswa seperti Zi Le untuk percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi dalam komunitas.
"Dimasukkannya ketrampilan digital dasar ke dalam kurikulum akan memastikan bahwa siswa kami tetap relevan dan kompeten di dunia, di mana kemajuan teknologi semakin cepat," kata dia.
Menurut Iswaran, IMDA dan APSN Tanglin School telah mengembangkan game Cyberwellness Adventure Virtual Reality (VR), yaitu siswa dapat belajar berbagai praktik internet sehat.
“Dalam game itu, siswa akan belajar untuk membuat kata sandi yang kuat, mengidentifikasi berita palsu, mengelola cyber bully, dan memahami konsekuensi etis dari jejak digital mereka,” kata IMDA.
Menkominfo mengatakan lebih dari 600 organisasi telah mendukung Digital Participation Pledge (DPP), yang merupakan serangkaian komitmen yang dapat dilakukan organisasi untuk membantu membuat teknologi lebih inklusif.