BLK Cetak Para YouTuber, Kemnaker: Itu Profesi Menjanjikan!

Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Bambang Satrio Lelono di Jakarta, Rabu (24 Juli 2019). | Foto: Oktarina Paramitha Sandy/Cyberthreat.id

Jakarta, Cyberthreat.id –  Perkembangan teknologi yang cepat membuat para pekerja tak hanya memiliki tantangan yang semakin berat, tapi juga memunculkan banyak lapangan kerja baru yang berhubungan dengan digitalisasi saat ini.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Bambang Satrio Lelono di Jakarta, Rabu (24 Juli 2019). Oleh karenanya, menurut dia, para pekerja muda, utamanya, harus meningkatkan kemampuan digitalnya.

Sebab, menurut Bambang, di era industri 4.0 sekitar 63 persen pekerja muda tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Akibatnya, masih banyak pekerja muda yang belum mendapat pekerjaan.

Ia mengatakan, sebetulnya di era digitalisasi saat ini banyak perkerjaan baru yang muncul, seperti YouTuber, animator, selebgram, influencer, startup, dan lain-lain. “Generasi muda harus memanfaatkan lapangan pekerjaan yang baru tersebut,” kata dia.

Untuk mendukung pekerja muda dan juga revolusi industri 4.0, Kemnaker memiliki polikteknik ketenagakerjaan dan Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersedia di seluruh daerah. Salah satu BLK pusat milik Kemnaker ada di Bekasi yang memiliki program pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dari industri.

Salah satu pelatihan terbaru yang diberikan adalah cara menjadi seorang YouTuber. Pelatihan yang diberikan mulai dari pembuatan konten, perencanaan, sampai dengan editing konten sekreatif mungkin.

“Salah satu profesi yang menjanjikan di masa depan adalah YouTuber, dan banyak sekali orang yang ingin jadi YouTuber, makanya kita sediakan juga pelatihan itu,” tutur dia.

Pelatihan tak hanya dilakukan secara tatap muka, tetapi juga secara online. Pelatihan secara online bertujuan pemerataan pelatihan kepada siapa saja yang mungkin tidak dapat mengikuti pelatihan secara langsung.

Bambang mengatakan, generasi muda akan menjadi pionir di revolusi industri 4.0 sehingga mereka harus mampu menguasai tidak hanya soft skill dan hard skill, tapi juga digital skill. “Digital skill ini meliputi kemampuan generasi muda untuk menguasai teknologi yang selalu berkembang,” ujar dia.

Kementerian juga menyediakan program triple skilling untuk membantu peningkatan kompetensi tenaga kerja, yaitu skilling, upskilling, dan reskilling.

Skilling berarti mendorong dan memfasilitasi para angkatan kerja untuk berpartisipasi dalam program pelatihan vokasi di balai latihan kerja. Program reskilling dan upskilling diberikan agar para pekerja yang terdampak job shifting bisa memperoleh keterampilan”katanya.

Untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan dunia kerja, konsep triple skilling tersebut harus terus dikembangkan melalui beberapa pelatihan.

Redaktur: Andi Nugroho