Chatbotika Kembangkan AI Menangkap Peluang di Era Digital

Seorang pengunjung mendatangi booth Chatbotika di Indonesia Development Forum yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (23 Juli 2019) | Foto: Faisal Hafis

Jakarta, Cyberthreat.id - Asisten pribadi. Inilah yang menjadi dasar pemikiran Chatbotika mengembangkan Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML) dan Natural Language Processing (NLP) dalam memfasilitasi percakapan harian antara sistem komputer dengan pelanggan.

Brand for Social Commerce Officer Chatbotika, Tania Dira Harucky, mengatakan mereka memiliki empat kemampuan dalam melayani klien. Mulai dari membalas chat secara otomatis dengan pelanggan, integrasi ke berbagai media sosial, data analitik dan All in one chat.

"Klien kami sudah ada yang dari BUMN seperti Angkas Pura II, perusahaan besar seperti HM Sampoerna, UNAIDS dan XL Axiata serta e-commerce," kata Tania saat berbincang dengan Cyberthreat.id di Indonesia Development Forum, JCC Jakarta, Selasa (23 Juli 2019).

Sebagai startup yang akan terus berkembang, Tania mengatakan Chatbotika berpeluang besar menuju era digitalisasi dan otomatisasi. Chatbotika, kata dia, lahir menjawab solusi dan tantangan yang dihadapi pemilik akun media sosial hingga enterprise.

Mekanisme Chatbotika cukup sederhana. Ia akan muncul menjadi perwakilan seseorang atau perusahaan saat membalas pertanyaan atau memberikan informasi kepada klien. Tania mencontohkan sebuah Rumah Sakit swasta yang menjadi klien Chatbotika.

"Kami menyediakan fitur chat WhatsApp. Misalnya seseorang konsul dengan dokter jam 4 sore. Nah, Chatbotika akan memberi tahu kapan dan jam berapa datang serta apa saja yang diperlukan. Jadi, kami ini mengembangkan sistem," ujarnya.

E-Commerce dan UMKM

Di dalam website Chatbotika menyebut dirinya sebagai aplikasi yang membantu admin toko online atau Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mengelola penjualan online dari berbagai aplikasi media sosial.

Menurut Tania, aplikasi Chatbotika mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensisehingga pendapatan kliennya bertambah. Data Kementerin Komunikasi dan Informatikan menyebutkan jumlah UMKM di Indonesia mencapai 60 juta. Dari jumlah itu baru 10 persen yang Go Digital. 

"Kami sudah melihat peluang yang sangat besar itu ke depan," kata Tania. 

Teknologi Chatbot menciptakan kemudahan bagi admin untuk membalas ribuan chat dari ribuan atau puluhan ribuan pelanggan. Pelanggan juga akan diberitahu informasi baru, memberikan katalog, melakukan proses transaksi hingga dilayani dengan data-data untuk mengambil keputusan.

"Aplikasi Chatbotika itu misalnya menempel di WhatsApp klien. Itu berbeda fungsi dan penanganannya. Untuk corporate dan online shopping beda fokusnya dan harga juga beda," kata Tania.

Baru-baru ini Chatbotika sudah menandatangani kerja sama dengan Line Indonesia untuk mengembangkan fitur dan layanannya.