Hacker Curi 7,5 Terabyte Data dari FSB Rusia
Moskow, Cyberthreat.id - Kabar mengejutkan datang dari Rusia. Sekelompok hacker dikabarkan berhasil meretas Federal Security Service (FSB), badan intelejen Rusia, lalu mencuri 7,5 terabyte data.
Data yang bocor diantaranya berisi proyek rahasia FSB, rencana mengorek platform media sosial di seluruh dunia hingga memutuskan jaringan internet yang memisahkan pemerintah dengan rakyatnya di beberapa negara.
Pada 13 Juli 2019 sekelompok hacker yang tergabung dalam 0v1ru $ berhasil membobol SyTech, kontraktor terbesar FSB.
0v1ru $ meninggalkan Yoba Face di homepage SyTech, yang berarti ejekan, sementara data yang dicuri dikirimkan ke pihak ketiga seperti jurnalis dan Digital Revolution.
"Digital Revolution berbagi file dengan berbagai media hingga Twitter," kutip artikel yang dibagikan BBC Rusia dilansir Forbes, Sabtu (21 Juli 2019) waktu setempat.
BBC Rusia menyebutkan 0r1ru $ membobol server SyTech lalu membagi-bagikan rincian proyek cyber kontroversial.
Diantara proyek yang diungkapkan adalah pembajakan media sosial dengan nama Nautilus-S (termasuk Facebook dan LinkedIn) hingga menghilangkan nama pengguna media sosial seluruh dunia yang menjadikan penggunanya anonim.
"BBC menduga pembobolan oleh 0r1ru $ sebagai kebocoran data terbesar dalam sejarah badan intelijen Rusia."
Sampai saat ini hubungan Digital Revolution dengan hacker 0r1ru $ belum diketahui sejauh mana, tapi Digital Revolution pernah diketahui beberapa kali mencoba membobol data FSB.
Proyek SyTech sebagian besar mengikat kontrak dengan Unit Militer 71330, bagian dari Direktorat ke-16 FSB yang menangani sinyal intelijen, kelompok yang sama di duga pelaku yang mengirim email spyware ke perwira intelijen Ukraina tahun 2015.