Perang Era Internet, Ukraina Nyatakan sedang Kembangkan Drone Tempur

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Cyberthreat.id – Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, mengatakan, perang yang terjadi di negaranya saat ini adalah perang besar pertama di era internet.

Dukungan pesawat drone dan sistem internet satelit, seperti halnya Startlink milik bos Twitter, Elon Musk, dipuji Fedorov karena membantu dalam Ukraina melawan Rusia.

Saat ini Ukraina telah membeli sekitar 1.400 drone yang sebagian besar dipakai untuk pengintaian. Salah satu merek yang dibeli adalah Fly Eye, pesawat nirawak kecil yang dipakai untuk intelijen dan pengawasan.

“Tahap selanjutnya, adalah drone penyerang. Ini adalah drone yang meledak dan terbang hingga 3-10 kilometer,” kata Federov dikutip dari Associated Press, diakses Selasa (3 Januari 2023).

Ukraina sedang melakukan penelitian dan pengembangan drone yang dapat melawan dan menjatuhkan drone lain, kata Fedorov.

“Saya sudah bisa mengatakan bahwa situasi terkait drone akan berubah drastis pada Februari atau Maret,” katanya.

Dukungan Starlink

Selama perang berlangsung yang hampir setahun, dukungan telekomunikasi seluler sangat membantu baik sipil maupun militer di Ukraina, terutama di daerah seperti Donetsk, Zaporizhzhia, Odesa, dan Kyiv.

Selama invasi Rusia, kata Fedorov, tower jaringan seluler tak semuanya berfungsi lantaran infrastruktur listrik rusak karena serangan udara tentara Rusia.

Tercatat, Ukraina memiliki sekitar 30.000 tower seluler dan kini sedang dikoneksikan dengan generator agar dapat tetap berfungsi ketika serangan udara merusak jaringan listrik.

Satu-satunya alternatif, untuk saat ini, adalah sistem satelit seperti Starlink, “Akan menjadi infrastruktur internet dasar,” kata Fedorov.

Kementerian Transformasi Digital Ukraina mengatakan, Ukraina sejauh ini telah mendapatkan bantuan Uni Eropa berupa 10.000 lebih stasiun Starlink.

Sekitar 24.000 stasiun Starlink sudah beroperasi di Ukraina.

Menurut Fedorov, dukungan Starlink telah membantu operator drone pengintai garis depan yang menargetkan serangan artileri Rusia.

Saat ini tim kementerian mendedikasikan 70 persen waktunya untuk teknologi militer. Menyediakan tentara dengan drone adalah salah satu tugas utamanya.[]