Instagram Uji Coba Hilangkan Jumlah 'Likes' di Tujuh Negara
Cyberthreat.id–Instagram tengah melakukan uji coba penghilangan fitur jumlah Likes dan penonton video yang dibagikan pengguna.
Pengumuman itu disampaikan Instagram melalui akun Twitter-nya (@instagram), Rabu (17 Juli 2019). "Kami sedang melakukan uji coba menyembunyikan jumlah Likes dan penonton video untuk beberapa orang di negara-negara berikut ini: Australia, Brasil, Kanada, Irlandia, Italia, Jepang, dan Selandia Baru," tulis Instagram.
Jadi, penghilangan tersebut hanya untuk angka, bukan pada nama pengguna yang telah menyukai setiap unggahan. "Kami ingin teman-temanmu fokus pada pada foto-foto dan video-video yang dibagikan, bukan pada berapa banyak jumlah Likes yang mereka dapat," tulis Instagram.
Namun, "Kamu masih dapat melihat siapa saja yang nge-Likes unggahanmu dengan mengetuk daftar orang yang menyukainya, tetapi teman Anda tidak akan dapat melihat berapa banyak Likes yang kamu terima," jelas Instagram.
We’re currently running a test that hides the total number of likes and video views for some people in the following countries:
— Instagram (@instagram) 17 Juli 2019
✅ Australia
✅ Brazil
✅ Canada
✅ Ireland
✅ Italy
✅ Japan
✅ New Zealand pic.twitter.com/2OdzpIUBka
Dengan perubahan itu, Instagram berharap bisa lebih bermanfaat bagi pengalaman semua pengguna di Instagram.
Laporan BBC pada tahun lalu menunjukkan, bahwa media sosial telah mempengaruhi kejiwaan seseorang. Seseorang bisa merasakan sedih, kesepian, cemburu, tidak percaya diri, bahkan merasa tidak memiliki harga diri di dunia nyata lantaran postingan di media sosial.
Pada 2015, Pew Research Center yang berbasis di Washington DC menyurvei 1.800 orang dan menyimpulkan bahwa penggunaan media sosial memiliki keterkaitan dengan stres meski masih dalam tingkat rendah.
Para peneliti mengkaji kecemasan yang disebabkan medsos yaitu ditandai dengan perasaan gelisah dan khawatir, dan susah tidur dan berkonsentrasi.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Computers and Human Behaviour menemukan bahwa orang-orang yang menggunakan tujuh atau lebih jenis medsos bisa menderita tiga kali atau lebih gejala kecemasan dibandingkan mereka yang hanya menggunakan 0-2 medsos.
Studi pada 2016 yang melibatkan 1.700 orang juga menemukan risiko depresi dan kecemasan mencapai tiga kali lipat di antara orang-orang yang paling banyak menggunakan platform medsos. Penyebabnya, perkiraan peneliti salah satunya, cyberbullying.
Kepercayaan diri
Dulu, majalah perempuan dan penggunaan model dengan tubuh langsing, tentu saja dengan foto yang diedit lebih canti, menjadi pengaruh kuat bagi kalangan remaja perempuan.
Namun, kini medsos telah menggantikannya dan membuat pengguna medsos merasa tidak puas diri, demikian survei yang melibatkan 1.500 orang oleh sebuah badan pendukung kaum disabilitas, Scope.
Sebuah studi yang dilakukan pada 2016 di Penn State University juga menunjukkan bahwa melihat swafoto seseorang menurunkan kepercayaan diri karena para pengguna membandingkan diri mereka dengan foto orang yang tampak paling bahagia.
Para peneliti dari Universitas Strathclyde, Universitas Ohio dan Universitas Iowa juga menemukan bahwa perempuan membandingkan dirinya secara negatif terhadap swafoto perempuan lain.