Final Cyber Competition 2019 Simulasikan CTF dan CND
Jakarta, Cyberthreat.id - Babak final Cyber Competition 2019 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) mensimulasikan lomba Capture the Flag (CTF) dan Computer Network Defend (CND). Final diikuti sembilan tim terdiri dari para remaja dan anak muda yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.
Ketua Panitia Tim Teknis Cyber Competition 2019, Bisyron Wahyudi, mengatakan dua jenis simulasi yang dilombakan bertujuan menguji kemampuan menyerang dan bertahan tim peserta. Ia menjelaskan bagaimana konsep tersebut.
"Kalau CTF itu mirip mencari jejak. Anda pernah ikut Pramuka yang mencari jejak? Nah, simpelnya CTF seperti itu," kata Bisyron kepada Cyberthreat.id di sela acara, Kamis (18 Juli 2019).
CTF menyimpan banyak kode di dalam sebuah sistem yang harus dipecahkan oleh peserta. Para anggota tim diminta mencari keberadaan kode kemudian memecahkannya. Setiap kode yang dipecahkan memiliki poin beragam mulai dari 50 sampai poin tertinggi nilainya ratusan.
"Jadi kalau dia hacker yang biasa mengetahui kelemahan sistem, maka dia bisa masuk untuk mengambil flag atau memecahkan kode tadi," ujar Bisyron.
Sistem, kata dia, hanya bisa ditembus dengan teknik-teknik tertentu yang dipersiapkan dengan matang oleh Tim Teknik.
"Sistem yang sulit ditembus ini sengaja kami buat untuk disimulasikan."
CND menguji ketahanan tim peserta dengan bertanggung jawab terhadap keamanan sebuah server. Simulasinya, server sedang melayani suatu kebutuhan tertentu. Katakanlah sebuah perusahaan memiliki sebuah aplikasi layanan untuk ribuan karyawan.
"Nah, di CND ini peserta harus mempertahankan server-nya masing-masing, tapi syaratnya layanan terhadap karyawan tidak terganggu."
Lewat CND peserta akan menghadapi berbagai serangan dari Tim Teknis yang dipimpin Bisyron. Dalam kondisi ini, kata dia, peserta harus mampu mencari kelemahan sistemnya sendiri (hardening). Ada tiga penilaian yang dilakukan Tim Teknik yakni bagaimana menemukan kelemahan sistem, bagaimana cara memperbaikinya serta bagaimana mempertahankan sistemnya.
"Peserta kami berikan waktu satu jam untuk mempertahankan sistem. Satu jam berikutnya mereka diserang oleh tim kami," ujar Bisyron.
Salah seorang peserta mengungkapkan pada sesi CND menghadapi berbagai kesulitan layer per layer dalam mempertahankan sistem. Menurut dia, setiap berhasil menangkis serangan maka semangatnya makin bertambah.
"Tantangannya cukup sulit dan banyak cara-cara baru di sini," ujar seorang peserta yang masih duduk di bangku SMK tersebut.