UMKM Perlu Cermati Modus Penipuan Online, Ini Saran dari BukuWarung

Ilustrasi. Foto: freepik.com

Cyberthreat.id - Salah satu kejahatan siber yang saat ini menjadi favorit pelaku kejahatan yaitu penipuan online. Adapun modus-modus penipuan ini sangat bervariasi.

Pertama, penjahat menggunakan iklan di media sosial atau situsweb, bahkan melalui telepon langsung, aplikasi WhatsApp, dan SMS. Mereka berpura-pura sebagai perwakilan perusahaan penyedia jasa keuangan.

"Kedua, penipu biasanya mengiming-imingi korban dengan penawaran menarik, seperti bebas biaya admin, menangkan hadiah, atau pemberian (testimoni) bukti pembayaran palsu dari pembeli kepada penjual," tutur BukuWarung, perusahaan startup yang bergerak di bidang UMKM, dalam pernyataan persnya, Senin (3 Oktober 2022).

Sebagai perusahaan yang telah digunakan oleh lebih dari 8 juta UMKM di Indonesia, BukuWarung mencoba memberikan gambaran tentang penipuan-penipuan online yang menyasar pelaku UMKM.

Menurut BukuWarung, para penjahat umumnya mengincar data pribadi perbankan pelaku usaha yang dipakai untuk transaksi digital.

Modus ketiga penipuan online yaitu seringkali penjahat mendesak, bahkan memaksa korban agar segera "mengklik tautan, mengisi dokumen atau memberikan kode OTP, username, kata sandi, PIN atau data pribadi lain, seperti nama ibu kandung dan KCP pembuatan akun bank," kata BukuWarung.

Oleh karenanya, Vice President of Operations BukuWarung, Romy Williams, menyarankan agar pelaku UMKM cermat dalam mengenali modus-modus serangan siber agar tidak terjebak dalam penipuan.

“Kami mengamati bahwa seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial dan layanan pembayaran digital oleh pelaku usaha di Indonesia, diikuti juga dengan meningkatnya potensi penipuan online melalui dua layanan tersebut," ujar Rommy.

"Kami meminta pelaku usaha untuk lebih berhati-hati terhadap modus-modus penipuan yang menargetkan mereka."

Berikut ini tips yang dibagikan Rommy agar pelaku UMKM terhindar dari penipuan online:

[1] Stop: Jika Anda menerima permintaan untuk melakukan pembayaran atau memberikan informasi keuangan, luangkan waktu sejenak untuk berhenti dan berpikir terlebih dahulu. Selalu jaga kerahasiaan dan keamanan data dengan tidak memberikan informasi data pribadi kepada siapa pun.

“BukuWarung tidak pernah meminta kode OTP, kata sandi, PIN akun bank, dan data pribadi apapun yang bersifat rahasia,” tutur Rommy.

[2] Periksa dulu: Mungkinkah penawaran atau pembayaran ini palsu? Verifikasi langsung semua penawaran ataupun pembayaran dengan perusahaan penyedia jasa keuangan melalui akun media sosial, situsweb atau nomor telepon resmi yang dikenal terlebih dahulu.

“Berhati-hati atas akun-akun media sosial, situsweb dan nomor telepon palsu yang melakukan pencatutan nama dan logo perusahaan resmi,” ujarnya.

[3] Jaga besama: (a) Cek push notification dari BukuWarung untuk mengetahui transaksi sukses yang valid. (b) Waspadalah terhadap pembayaran palsu, periksa kembali dengan cermat. (c) Lakukan rekonsiliasi harian Anda untuk memastikan penghasilan yang Anda diterima. Dan, (d) Kunjungi menu Pusat Bantuan di aplikasi BukuWarung atau email ke support@bukuwarung.com jika menemukan akun media sosial/situsweb/nomor telepon palsu atau apabila Anda telah menjadi korban penipuan.[]