CEO Telin Singapura: Industri Pusat Data di Indonesia Tumbuh Pesat

Ketua Wilayah APJII DKI Jakarta Tedi Supardi Muslih dan CEO Telin Sungapura Andreuw Th.A.F.| Foto: Tangkapan layar YouTube

Cyberthreat.id – CEO Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) Singapura, Andreuw Th.A.F, memproyeksikan bahwa industri pusat data (data center) di Indonesia akan tumbuh sangat pesat pada 10 tahun mendatang dengan kebutuhan mencapai 1.500 Megawatt.

Dengan potensi yang tersebut, ia yakin Indonesia akan bisa menyaingi Singapura dalam waktu delapan tahun mendatang yang kebutuhannya hanya 800 megawatt.

“Sementara itu, proyeksi kebutuhan data center di Indonesia diperkirakan tumbuh sangat pesat sehingga menjadi peluang besar bagi Telkom untuk menjadi pemain dominan di pasar,” kata Andreuw, dalam Pengukuhan dan Sosialisasi Proker Pengwil APJII DKI Jakarta 2021-2024, Rabu (24 Maret 2022).

Pusat data menjadi salah satu infrastruktur nasional utama dalam mewujudkan “Making Indonesia 4.0. Ini karena perannya dalam proses transformasi digital khususnya yang berkaitan dengan big data, machine learning, artificial intelligence, dan lainnya.

Selain itu, pusat data juga sangat diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan masa mendatang. seperti kehadiran 5G, teknologi edge blockchain, dan kebutuhan masa depan lainnya.

Andreuw menyebutkan, untuk kapabilitas infrastruktur jaringan internasional, saat ini POP (Point Of Prosence) Telkom telah berada di 28 negara, yang terkoneksi dengan 207.206 km sistem kabel laut dan 10 kantor Telkom internasional.

Telkom telah memiliki total 27 pusat data yang saling terhubung baik di dalam maupun luar negeri, termasuk yang berskala besar yakni Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang, Jawa Barat.

“Telkom Indonesia dalam menyatukan data center-nya, tidak terlepas dari kebutuhan untuk internet exchange. Internet exchange ini pada dasarnya memang harus disebar karena kedepan latensi itu dimana mana harus bekerja sama, dan latensi itu menjadi isu yang sangat besar untuk kita,” kata Andreuw.

Telkom saat ini sudah membuat pintu keluar yang sangat besar di Manado, yang langsung menuju ke AS. Dengan adanya pintu baru di Manado dan Makassar akan membuka ketersediaan internet dan juga latensi dan kecepatan yang akan terjadi di Indonesia bagian Timur.[]

Redaktur: Andi Nugroho