Serangan Phishing Targetkan Negara Eropa yang Bantu Pengungsi Ukraina
Cyberthreat.id - Sebuah kampanye spear-phishing yang kemungkinan dikoordinasikan oleh aktor ancaman yang didukung negara menargetkan personel pemerintah Eropa yang memberikan dukungan logistik kepada pengungsi Ukraina.
Menurut perusahaan keamanan siber Amerika Proofpoint, para penyerang menggunakan akun email anggota angkatan bersenjata Ukraina yang "mungkin disusupi" untuk mengirimkan pesan phishing.
Para peneliti mengataka serangan phishing yang mereka amati hanya menargetkan entitas pemerintah Eropa. Proofpoint menambahkan, saat ini mereka belum dapat mengaitkan serangan itu dengan kelompok peretasan tertentu yang disponsori negara.
"Proofpoint telah mengidentifikasi kemungkinan kampanye phishing yang disponsori negara-bangsa menggunakan akun email anggota layanan bersenjata Ukraina yang mungkin disusupi untuk menargetkan personel pemerintah Eropa yang terlibat dalam mengelola logistik pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina," kata peneliti Proofpoint pada hari Rabu, 2 Maret 2022, seperti dilaporkan Reuters.
Ribuan orang yang melarikan diri dari pertempuran sengit di Ukraina telah mengalir melintasi perbatasan Eropa tengah ketika pasukan Rusia membombardir kota-kota Ukraina dan tampaknya siap untuk maju ke ibukota yang diperangi, Kyiv.
Jumat lalu, pejabat keamanan siber Ukraina mengatakan peretas militer Belarusia menargetkan alamat email pribadi personel militer Ukraina "dan individu terkait".
Kampanye yang menargetkan pejabat Eropa bisa menjadi tahap berikutnya dari serangan ini, kata peneliti Proofpoint.
Ini mungkin juga merupakan upaya untuk "mendapatkan intelijen mengenai logistik seputar pergerakan dana, pasokan, dan orang-orang di dalam negara-negara anggota NATO," tambah mereka.
“Meskipun teknik yang digunakan dalam kampanye ini tidak bersifat terobosan secara individual, jika digunakan secara kolektif, dan selama konflik bertempo tinggi, mereka memiliki kemampuan yang cukup efektif,” kata para peneliti.
PBB memperkirakan hampir 700.000 orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga sejak dimulainya apa yang disebut Rusia sebagai "operasi khusus" di Ukraina. Badan Pengungsi PBB telah memperingatkan eksodus saat ini tampaknya akan menjadi krisis pengungsi terbesar di Eropa abad ini.[]