Penggunaan Internet Tinggi Harus Diimbangi Kuatnya Perlindungan Data

Presiden Direktur IT SEC Asia Andri Hutama Putra. | Foto: Cyberthreat.id/Bagas Tri Atmaja

Cyberthreat.id - Presiden Direktur PT ITSEC Asia, Andri Hutama Putra memprihatinkan kondisi penggunaan internet dan media sosial yang meningkat tidak dibarengi dengan perlindungan data pribadi.

“Hal ini tentu sangat rawan terhadap penyalahgunaan, seperti penipuan secara digital dan potensi pemalsuan data,” ujar Andri dalam pernyataan tertulisnya, Senin (24 Januari 2022).

Andri merespon survei Literasi Digital Indonesia 2021 yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi. Dari empat pilar literasi digital, keamanan digital (digital safety) mendapat skor paling rendah.

“Data tersebut juga menunjukkan bahwa indeks literasi digital dalam segi keamanan masih perlu ditingkatkan,” katanya.

Oleh karenanya, ia menyarankan  agar baik individu maupun lembaga/perusahaan yang “Go-digital”, terutama menyimpan data pribadi konsumen atau pengguna juga harus memahami konsekuensi perlindungan data.

"Perkembangan digital ke arah yang semakin canggih juga diimbangi dengan ancaman serangan siber yang semakin meningkat. Dengan begitu, sudah seharusnya bahwa perlindungan data pribadi dalam dunia digital menjadi tanggung jawab tidak hanya pemerintah, namun juga elemen-elemen pengguna lainnya seperti lembaga atau perusahaan beserta anggota atau organisasinya, dan juga masyarakat umum," lanjut Andri.

Jika melirik Kembali riset yang dilakukan oleh Microsoft dan International Data Corporation (IDC) pada tahun 2019, sebanyak 46 persen konsumen Indonesia tidak mempercayai layanan digital. Menurut riset tersebut, faktor yang paling memengaruhi kepercayaan konsumen terhadap layanan digital adalah elemen keamanan 87 persen, kerahasiaan pribadi sebesar 86 persen, dan etika 85 persen.

Elemen lainnya adalah kepatuhan sebesar 82 persen dan reliabilitas sebesar 80 persen. Oleh karena itu transformasi layanan digital jangan sampai melupakan faktor keamanan dan perlindungan data pribadi, karena dapat berpotensi juga pada penurunan minat atau kepercayaan masyarakat pada layanan digital.

"Kepercayaan publik terhadap penggunaan digital justru yang akan mengakselerasi peningkatan literasi digital di Indonesia. Setiap elemen harus mendukung dalam memberikan pengetahuan, perlindungan, dan penjaminan yang aman dalam menggunakan layanan digital. Sehingga, kemajuan industri dan ekonomi di Indonesia lewat digitalisasi akan semakin cepat," tutur Andri.[]