NATO dan Ukraina Teken Kerja Sama Perkuat Keamanan Siber

Penandatangan kerja sama bidang keamanan siber antara NATO dan Ukraina, Senin, 17 Januari 2022 | Foto: Dokumen NATO

Cyberthreat.id - Organisasi militer negara-negara Atlantik Utara NATO pada hari Senin (17 Januari 2022) menandatangani kesepakatan untuk meningkatkan dukungan dunia maya untuk Ukraina. Kerja sama ini merespon serangan peretasan besar-besaran terhadap Kyiv di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

Ukraina mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka memiliki bukti Moskow berada di balik serangan pekan lalu yang menghancurkan puluhan situs web pemerintah. Namun, Kremlin membantah terlibat.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Jumat bahwa para ahli dari NATO dan anggotanya sudah di lapangan, bekerja dengan Ukraina untuk mengatasi serangan siber terbaru.

Dia mengatakan perjanjian baru akan melibatkan "kerja sama dunia maya yang ditingkatkan, termasuk akses Ukraina ke platform berbagi informasi malware NATO."

“Kami telah berhasil bekerja dengan Ukraina selama beberapa tahun, memberikan kemampuan utama dan bertukar pengetahuan,” kata Ludwig Decamps, Kepala Badan Komunikasi dan Informasi NATO, pada hari Senin, seperti dilaporkan AFP.

"Di bawah perjanjian yang diperbarui ini, kami akan memperdalam kolaborasi kami dengan Ukraina untuk mendukung mereka dalam memodernisasi layanan teknologi informasi dan komunikasi mereka, sambil mengidentifikasi area di mana pelatihan mungkin diperlukan untuk personel mereka."

Duta Besar Ukraina untuk NATO, Natalia Galibarenko, mengatakan "dengan dukungan NATO, kami berencana untuk lebih memperkenalkan teknologi dan layanan informasi modern ke dalam sistem komando dan kontrol Angkatan Bersenjata Ukraina".

Serangan siber di Ukraina pekan lalu terjadi saat ketegangan meningkat antara Moskow dan Barat atas tuduhan bahwa Kremlin dapat merencanakan serangan baru ke tetangganya itu setelah mengerahkan sekitar 100.000 tentara di perbatasan.

Sekutu Barat telah memperingatkan bahwa setiap invasi darat dapat ditandai dengan serangan peretasan yang dirancang untuk melumpuhkan infrastruktur utama di Ukraina.

Raksasa perangkat lunak AS, Microsoft, pada hari Minggu, memperingatkan bahwa serangan siber pekan lalu dapat terbukti merusak dan memengaruhi lebih banyak organisasi daripada yang dikhawatirkan sebelumnya.

Microsoft mengatakan akan terus menganalisis malware tersebut dan memperingatkan bahwa hal itu dapat membuat infrastruktur digital pemerintah tidak dapat dioperasikan.

Moskow dan sekutu NATO gagal membuat terobosan untuk meredakan ketegangan atas Ukraina pada pembicaraan berisiko tinggi pekan lalu.

Kremlin telah mengajukan serangkaian tuntutan kepada NATO dan Amerika Serikat, termasuk mengesampingkan pemberian keanggotaan Ukraina dalam aliansi tersebut.[]