T-Mobile Alami Kebocoran Data karena SIM Swap
Cyberthreat.id – T-Mobile, operator telekomunikasi terkemuka asal Jerman, mengonfirmasi telah terjadi pelanggaran data yang sebagian di antaranya dipicu oleh serangan pertukaran SIM alias SIM swap.
Informasi tersebut dikeluarkan oleh T-Mo Report, portal berita teknologi, yang memperoleh laporan internal yang menunjukkan beberapa data pelanggan yang bocor.
Informasi data yang bocor tersebut, dikutip dari ZDNet, Jumat (31 Desember 2021), mencakup paket pelanggan, jumlah saluran, nomor telepon, akun penagihan, dan lain-lain.
Sebagian pelanggan juga ditengarai menjadi korban kebocoran informasi jaringan kepemilikan pelanggan (CPNI) dan SIM swap.
Kepada ZDNet, T-Mobile menolak untuk menjelaskan detail berapa banyak pelanggan yang terkena imbas insiden tersebut.
“Kami terus bekerja untuk melindungi pelanggan kami dari upaya penipuan, sayangnya itu terjadi terlalu sering di industri telekomunikasi, ujar perwakilan T-Mobile.
Berita Terkait:
- Kebocoran Data 54 Juta Pelanggan, T-Mobile Minta Maaf dan Akui Gagal Lindungi Sistemnya
- Penyebab Bocornya Data 54 Juta Pelanggan T-Mobile, Hacker: Titik Lemahnya di Router
- Klaim Pelanggaran Data 100 Juta Pelanggan, T-Mobile Akui Servernya Diretas
Sementara kepada CNET dan BleepingComputer, perusahaan mengatakan telah mengirim pemberitahuan ke sejumlah kecil pelanggan yag terkena dampak SIM swap. Perusahaan juga menyebut bahwa serangan seperti itu “kejadian umum di seluruh industri”.
Seorang perwakilan T-Mobile di sebuah akun Twitter-nya mengatakan bahwa perusahaan "segera mengambil langkah untuk membantu melindungi semua individu yang mungkin berisiko dari serangan siber tersebut."
T-Mobile sebelumnya mengalami pelanggaran data besar-besaran pada Agustus lalu, di mana informasi sensitif dari lebih dari 50 juta pelanggan saat ini, mantan, dan calon pelanggan bocor di internet. Informasi pribadi yang bocor, seperti nama, alamat, nomor jaminan sosial, SIM, dan informasi KTP.
Pelanggan T-Mobile telah lama mengkritik operator karena tingkat perlindungan data pribadi yang kurang baik, terutama dari serangan SIM swap. Perusahaan telah berulang kali mengumumkan serangan SIM swap dan pelanggaran data sejak 2018.[]