Bobol Data Perusahaan AS Demi Cuan Saham, Warga Rusia Diekstradisi
Cyberthreat.id - Satu dari lima warga Rusia yang menurut pihak berwenang meraup keuntungan ilegal puluhan juta dolar dengan memperdagangkan saham perusahaan menggunakan informasi yang dicuri lewat peretasan jaringan komputer Amerika Serikat telah diekstradisi ke AS untuk menjawab tuduhan itu.
Dilansir Associated Press, dalam pengumuman pada Senin (20 Desember 2021), jaksa federal di Boston mengumumkan pria itu bernama bernama Vladislav Klyushin, 41 tahun. Ia ditangkap di Sion, Swiss, pada 21 Maret dan diterbangkan ke AS pada 18 Desember, kata penjabat Jaksa AS untuk Massachusetts Nathaniel Mendell.
“Secara sederhana, mereka meretas jaringan AS, mencuri informasi orang dalam, dan menipu investor yang jujur hingga jutaan dolar,” kata Mendell pada konferensi pers.
Tidak ada pengacara pembela yang terdaftar untuk Klyushin dalam catatan pengadilan online.
Menurut Komisi Sekuritas dan Bursa AS, yang mengajukan tuduhan penipuan paralel terhadap para terdakwa pada hari Senin, mereka menghasilkan cuan $82 juta dari aksi ilegalnya sejak 2018 hingga 2020.
Empat tersangka lainnya masih buron, kata pihak berwenang AS.
Salah satunya adalah mantan perwira di Direktorat Intelijen Utama Rusia, yang dikenal sebagai GRU. Dia sebelumnya juga didakwa pada Juli 2018 atas dugaan perannya dalam upaya Rusia ikut campur dalam pemilu AS 2016, kata jaksa.
Jaksa juga mendakwanya terkait dugaan perannya dalam kampanye peretasan yang menargetkan badan anti-doping internasional, federasi olahraga, dan pejabat anti-doping.
Dalam kasus terbaru, informasi diperoleh melalui penyusupan tidak sah ke dalam jaringan komputer dua vendor berbasis di AS yang digunakan perusahaan publik untuk pengajuan keterbukaan informasi melalui Securities and Exchange Commission, kata jaksa.
Terdakwa mengakses file terkait pendapatan dari beberapa perusahaan AS terkemuka termasuk Tesla, Snap Inc., Roku, Nielsen, dan Kohl beberapa hari sebelum laporan pendapatan dipublikasikan, menurut pernyataan tertulis FBI dalam kasus tersebut.
Pada beberapa kesempatan, para peretas menggunakan server komputer yang berlokasi di Massachusetts, menurut pernyataan tertulis FBI.
Dengan mendapatkan informasi keuangan perusahaan lebih awal, para terdakwa dapat melakukan perdagangan menggunakan akun online dari broker, terkadang atas nama mereka sendiri, berdasarkan apakah saham perusahaan kemungkinan akan naik atau turun setelah informasi kinerja atau keuangannya dirilis secara resmi ke publik, kata jaksa.
Jika sebuah perusahaan akan merilis hasil keuangan yang positif, para terdakwa akan membeli saham perusahaan itu lebih awal. Sebaliknya, jika sebuah perusahaan akan melaporkan hasil buruk, mereka bisa menjualnya lebih cepat sebelum harga sahamnya longsor, menurut pihak berwenang.
Klyushin dan dua terdakwa lainnya bekerja di M-13, sebuah perusahaan teknologi informasi yang berbasis di Moskow yang mengaku menyediakan layanan untuk mendeteksi kerentanan dalam sistem komputer, dan termasuk di antara kliennya adalah pemerintah Rusia, kata jaksa.
Untuk mengakses sistem vendor, mereka menyebarkan infrastruktur jahat untuk mengumpulkan username dan kata sandi karyawan, yang kemudian mereka gunakan untuk mendapatkan akses ke jaringan komputer, dan juga menggunakan berbagai metode untuk menyembunyikan aktivitas mereka, tambah jaksa.
Klyushin didakwa berkonspirasi untuk mendapatkan akses tidak sah ke komputer, dan untuk melakukan penipuan kawat dan penipuan sekuritas, dan dengan mendapatkan akses tidak sah ke komputer, penipuan kawat dan penipuan sekuritas.[]