7 Aplikasi Kesehatan Buatan Kementerian Kesehatan

Kantor Kementerian Kesehatan RI | Foto: Bisnis.com/Samdysara Saragih

Cyberthreat.id – Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu membuat layanan kesehatan bertransformasi. Banyak fasilitas kesehatan dipaksa untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam waktu singkat.

Menyikapi tren tersebut, pemerintah juga menggenjot digitalisasi layanan kesehatan sebagai salah satu  prioritas pembangunan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah 2021-2024.

Bahkan, untuk mempercepat proses digitalisasi Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa cara, mulai dari memperluas layanan telemedis, membuat aplikasi rekam medis untuk mempermudah pemeriksaan, hingga membuat regulatory sandbox guna mendukung proses digitalisasi tersebut.

Berikut ini beberapa aplikasi yang mendukung layanan kesehatan buatan Kementerian Kesehatan yang dirangkum Cyberthreat.id, Selasa (23 November 2021) dari berbagai sumber:

  • Satu Data Kesehatan

Pada 2019, Kementerian Kesehatan merilis aplikasi Satu Data Kesehatan untuk membantu tata kelola data Kesehatan di Indonesia. Aplikasi ini mencakup berbagai data kesehatan mulai data penyakit, data fasilitas kesehatan, data SDM kesehatan, hingga data anggaran penanganan masalah kesehatan di Indonesia.

Pemerintah mengharapkan aplikasi ini dapat memberikan data yang akurat dan mutakhir, sehingga bisa membantu pemerintah mengambil kebijakan yang tepat dan sesuai.

  • Electronic Health Alert Card (eHAC)

eHAC merupakan salah satu aplikasi yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan pada 2021 sebagai bentuk digital dari Kartu Kewaspadaan Kesehatan.

Aplikasi ini dapat digunakan untuk melakukan verifikasi kondisi kesehatan penumpang selama berpergian di dalam maupun di luar negeri. Penggunaan eHAC ini dilakukan sebagai upaya mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan kedaruratan kesehatan masyarakat melalui titik masuk bandara, pelabuhan, dan pos perbatasan daratan.

Pada akhir Agustus lalu sekitar 1,3 juta data pengguna eHAC diketahui terekspose di internet. Data ini mencakup tes Covid-19, data pribadi pengguna, identitas rumah sakit, alamat, waktu kunjungan rumah sakit, jenis tes, hasil tes dan data lainnya. Setelah diselidiki, pemerintah menyatakan “tidak ditemukan adanya upaya pencurian data.

  • SIPGAR

Pada Januari 2021, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan aplikasi SIPGAR yang dapat digunakan masyarakat untuk mengukur kesehatan secara mandiri.

Aplikasi ini merupakan aplikasi pencatatan pemeriksaan kondisi fisik seseorang yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan metode Rockport. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat mengetahui tingkat kebugaran tubuhnya secara cepat dan mudah, setiap kali selesai berolahraga.

  • SIRANAP RS

Untuk membantu pasien Covid-19 mengecek ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU atau Intensive Care Unit di berbagai rumah sakit yang ada di Indonesia, Kementerian Kesehatan meluncurkan aplikasi SIRANAP RS atau SIstem Informasi Rawat Inap RS Rujukan Covid-19.

Aplikasi ini sudah mencakup data untuk semua rumah sakit yang tersebar di Indonesia mulai rumah sakit negeri, swasta, hingga rumah sakit milik TNI, Polri, dan BUMN.

  • Silacak

Untuk melakukan pelacakan kontak erat kasus Covid-19, Kementerian Kesehatan juga meluncurkan aplikasi Silacak. Dikembangkan untuk mencapai target penulusuran 15 orang per satu kasus konfirmasi Covid-19.

Pelacakan melalui aplikasi ini dilakukan secara terintegrasi, yang dikombinasikan dengan aplikasi InaRisk atau informasi tingkat bahaya dari suatu wilayah yang dikembangkan oleh Badan Nasional Perlindungan Bencana (BNPB). Pelacakan melalui aplikasi ini hanya bisa dilakukan oleh petugas yang sudah terdaftar di system milik Kementerian Kesehatan.

  • Farma Plus

Untuk memudahkan masyarakat mengecek ketersediaan obat terapi Covid-19 di berbagai fasilitas layanan kesehatan, Kementerian Kesehatan akhirnya meluncurkan aplikasi Farma Plus pada Juli 2021.

Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk mengetahui informasi terkait dengan keberadaan stok obat di seluruh fasilitas layanan kesehatan seperti apotik maupun rumah sakit, yang ada diseluruh indonsesia.

Selain mengecek ketersediaan obat, aplikasi ini juga memberikan alamat lengkap apotek yang menjual obat tersebut beserta nomor kontak yang bisa dihubungi oleh pengguna.  Untuk mengakses layanan ini, pengguna dapat membuanya melalui farmaplus.kemkes.go.id.

  • Chatbot Whatsapp PeduliLindungi

Untuk mempercepat respons pengaduan pengguna terkait vaksinasi covid-19, Kementerian Kesehatan akhirnya meluncurkan Chatbot Whatsapp PeduliLindungi.

Chatbot ini akan membantu pengguna untuk mengatasi berbagai masalah terkait dengan sertifikat dan perbaikan info diri. Selain itu, chatbot ini juga akan dimanfaatkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai sarana literasi kepada masyarakat. Bahkan, masyarakat bisa mengunduh sertifikasi vaksin melalui layanan ini.[]

Redaktur: Andi Nugroho