Privasi dan Keamanan: Apakah Sama?

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Cyberthreat.id – Tren dunia maya saat ini adalah dorongan untuk menjaga diri dari ancaman apa pun dari internal maupun eksternal perangkat yang dipakai. Terlebih maraknya kebocoran data da peretasan akun media sosial.

Pendek kata, Anda ingin aman. Namun, pertanyaannya: apakah amannya Anda, sudah tentu melindungi privasi diri?

Seringkali privasi dan keamanan dimaknai secara tumpang tindih, padahal keduanya tidaklah sama. Meski privasi dan keanonimitas Anda telah diaktifkan, belum tentu Anda aman di dunia maya. Hanya, privasi adalah salah satu aspek dari keamanan itu sendiri.

“Privasi mengacu pada kontrol yang Anda miliki atas informasi pribadi Anda dan bagaimana informasi tersebut digunakan,” John Bogna dari How To Geek, diakses Selasa (23 November 2021).

“Informasi pribadi ialah setiap informasi yang dapat digunakan untuk menentukan identitas Anda. Sementara, keamanan mengacu pada seberapa terlindungikah informasi pribadi Anda,” ia menambahkan.

Di media sosial, kata John, bisa saja pengguna tak membagikan detail profil pribadinya, tapi bagaimana dengan sisi platform sendiri? Apakah mereka menerapkan keamanan?

Jika Anda telah melindungi informasi pribadi dengan tak membagikan secara serampangan di medsos, tapi platform justru menjual informasi Anda ke pihak ketiga, seperti pengiklan, itu artinya privasi Anda telah disebarkan. Padahal, platform tersebut mengaku telah menerapkan keamanan dari penyerang luar.

“Perbedaan antara privasi dan keamanan data terletak pada siapa dan dari apa data yang Anda dilindungi. Keamanan dapat didefinisikan sebagai melindungi data dari ancaman berbahaya, sedangkan privasi lebih tentang menggunakan data secara bertanggung jawab,” tutur John.

John menegaskan bahwa langkah-langkah privasi berfokus pada mengelola informasi sensitif dan memastikan bahwa orang yang memiliki akses ke informasi itulah terlebih dulu mendapat persetujuan dari pemilik. Selama akses pun harus mematuhi langkah-langkah keamanan yang diterapkan.

Regulasi Perlindungan Data Umum (GDPR) yang diberlakukan oleh Uni Eropa adalah contoh tindakan pro privasi.  

Melindungi privasi dan keamanan

Banyak cara yang bisa dipakai Anda untuk melindungi privasi dan keamanan di dunia siber, misal, menggunakan mode incognito dalam penjelajahan web, menonaktifkan cookies, dan menggunakan alat jaringan pribadi virtual (VPN).

“Memang tidak ada metode yang benar-benar sempurna. Oleh karenanya, Anda tidak boleh bergantung pada satu metode saja untuk keamanan dan privasi data. Mengombinasikan yang ada akan memberi Anda perlindungan yang lebih besar daripada menggunakan satu atau tidak sama sekali,” tutur John.

Terkait dengan VPN, kata dia, memang memberikan perlindungan online di sebuah jaringan publik (wifi publik). Layanan ini bisa membuat situs web dan penyedia internet (ISP) tidak melacak riwayat peramban pengguna. Yang harus diwaspadai ialah pilihlah layanan VPN yang kredibel, karena tak sedikit pula layanan sejenis ini justru mencuri informasi pribadi pengguna.

“Meskipun VPN dapat memberikan anonimitas dengan memalsukan alamat protokol internet (IP) Anda dan mengenkripsi koneksi Anda, VPN ini tetap membuat Anda terbuka untuk metode pelacakan lain yang tidak bergantung pada lokasi Anda. Sidik jari browser dan login media sosial, misalnya, dapat digunakan untuk mengumpulkan riwayat Anda dan memberikan petunjuk tentang siapa Anda bahkan jika Anda menjelajah dengan VPN,” kata John.

John pun menyarankan agar menggunakan kombinasi VPN dan mode penyamaran di browser untuk memastikan hampir tidak ada riwayat yang tertinggal, termasuk login media sosial.

Selanjutnya, dalam memilih aplikasi pesan daring, John menyarankan agar memakai aplikasi yang mendukung enkripsi end-to-end. Artinya, platform tidak tahu percakapan yang dilakukan penggunanya. Salah satu contoh aplikasi yang memakai metode ini ialah Signal.

Selain menutupi jejak dan mengenkripsi data Anda, ada beberapa praktik terbaik lainnya yang dapat dipraktikkan untuk keamanan dan privasi online yang lebih baik, di antaranya:

  • Batasi apa yang Anda bagikan secara online dan di media sosial. Misalnya, menandai diri Anda di lokasi tertentu, dapat memberikan gambaran kepada orang-orang tentang lokasi Anda. Sebaiknya tinjau pengaturan privasi secara teratur di situs-situs seperti Facebook dan medsos lain sehingga Anda tahu siapa yang dapat melihat unggahan Anda. Membatasi siapa yang dapat melihat aktivitas Anda dan Anda juga harus memanfaatkannya.
  • Gunakan pengelola kata sandi aman yang kredibel. Simpan kata sandi digital secara offline yang aman.
  • Dapatkan program antivirus dan anti-malware dan gunakan secara teratur.
  • Coba pemblokiran iklan dan ekstensi pemblokiran cookie untuk browser apa pun yang digunakan. Bisa saja, pakai browser anonim seperti DuckDuckGo .
  • Jangan simpan kartu kredit dan debit saat melakukan pembelian online. Sistem toko dapat rentan terhadap serangan. Check out sebagai tamu atau dengan profil virtual.[]