Meksiko Tangkap Pengusaha terkait Penyadapan Pegasus
Cyberthreat.id - Jaksa Meksiko mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menangkap seorang pengusaha dengan tuduhan menggunakan spyware Pegasus untuk memata-matai jurnalis.
Perangkat lunak yang dipasarkan oleh perusahaan spyware Israel NSO Group telah terlibat dalam pengawasan pemerintah terhadap lawan politik dan jurnalis di seluruh dunia.
Meksiko memiliki daftar terbesar – sekitar 15.000 nomor telepon – di antara lebih dari 50.000 yang dilaporkan dipilih oleh klien NSO untuk pengawasan potensial.
Pada bulan Juli, investigasi bersama oleh sejumlah media internasional yang disebut Proyek Pegasus mengungkap bahwa 25 jurnalis Meksiko termasuk dalam target penyadapan oleh klien NSO. (Lihat: Presiden Prancis Macron Ditarget Spyware Pegasus)
Salah satunya adalah Cecilo Pineda, yang mati dibunuh pada Maret 2017.
Dilansir Associated Press, saat mengumumkan penangkapan pada hari Senin, jaksa federal tidak menyebutkan nama tersangka karena mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Namun, seorang pejabat federal yang tidak disebut namanya mengatakan tersangka adalah Juan Carlos García Rivera, yang telah dikaitkan dengan perusahaan Proyectos y Diseños VME dan Grupo KBH. Dia ditahan pada 1 November 2021.
Pada bulan Juli, pejabat tinggi keamanan Meksiko mengatakan dua pemerintahan sebelumnya menghabiskan US$61 juta untuk membeli lisensi spyware Pegasus. Dua perusahaan yang terkait dengan tersangka diduga terlibat dalam beberapa kontrak.
Leopoldo Maldonado, dari kelompok kebebasan pers Article 19, mengatakan penahanan itu adalah penangkapan pertama di Meksiko terkait dengan skandal spyware Pegasus.
García Rivera adalah “karyawan teknis sebuah perusahaan swasta yang merupakan perantara untuk NSO di Meksiko, dan diuntungkan dari mata-mata ilegal terhadap tokoh masyarakat,” kata Maldonado, menambahkan “tetapi itu tidak mewakili akhir dari mereka yang bertanggung jawab.”
Sekretaris Keamanan Publik Rosa Icela Rodríguez mengatakan pada bulan Juli bahwa telah ditemukan catatan dari 31 kontrak yang ditandatangani selama pemerintahan Presiden Felipe Calderon pada 2006-2012 dan Presiden Enrique Peña Nieto pada 2012-2018. Beberapa kontrak mungkin disamarkan sebagai pembelian peralatan lain.
Pemerintah mengatakan banyak kontrak dengan perusahaan spyware Israel NSO Group ditandatangani menggunakan front companies, yang sering digunakan di Meksiko untuk memfasilitasi suap atau menghindari pajak.
Seperti diketahui, front companies adalah istilah yang merujuk kepada penggunaan anak perusahaan untuk melindungi perusahaan lain dari tanggung jawab atau pengawasan dan menyembunyikan aktivitas ilegal.
Pekan lalu, penyelidik anti-pencucian uang utama pemerintah Meksiko mengatakan para pejabat dari dua pemerintahan sebelumnya telah menghabiskan sekitar US$300 juta uang pemerintah untuk membeli spyware. Tetapi angka itu mungkin mencerminkan semua pembelian spyware dan pengawasan, atau mungkin termasuk kontrak yang belum teridentifikasi.
Santiago Nieto, kepala Unit Intelijen Keuangan Meksiko, mengatakan tagihan untuk program seperti spyware Pegasus tampaknya termasuk pembayaran berlebih yang mungkin telah dikembalikan ke pejabat pemerintah sebagai suap.
Metode ini lazim dipakai oleh pejabat korup untuk mendulang keuntungan pribadi dari proyek pemerintah. Sebagai ilustrasi, sebuah proyek yang nilainya katakanlah Rp10 miliar, dinaikkan harganya dalam kontrak menjadi Rp15 miliar. Setelah uang Rp15 miliar dibayarkan, kontraktor akan mengirim selisih Rp5 miliar ke pejabat sebagai keuntungan pribadinya.
Nieto mengatakan jumlah yang dibayarkan, dan metode pembayarannya, menunjukkan korupsi pemerintah dalam program penyadapan telepon yang sudah dipertanyakan yang menargetkan jurnalis, aktivis dan tokoh oposisi, yang pada saat itu termasuk sekarang Presiden Andrés Manuel López Obrador dan lingkaran dalamnya.
López Obrador mulai menjabat pada 1 Desember 2018, dan bersumpah untuk tidak pernah menggunakan spyware. Nieto mengatakan tidak ada transaksi yang terdeteksi dalam pemerintahan saat ini. []