7 Mitos tentang Jagat Internet
Cyberthreat.id – Ketika media berita daring mulai bermunculan pada dua dekade terakhir di Indonesia, kredibilitas mereka sempat dicibir dan disangsikan. Ini tak lepas dari anggapan bahwa mitos bahwa dunia internet adalah kurang begitu dipercaya, sehingga media cetak dianggap masih sebagai patokan sumber berita valid.
Namun, kini berapa banyak orang berlomba-lomba mendirikan media daring karena tergiur Google Adsense, bahkan semua ingin menjadi YouTuber karena pendapatannya yang besar, tanpa harus kerja dengan orang lain.
Internet telah menjadi kebiasaan baru dan telah hidup berdampingan dengan kita. Sejak pandemi Covid-19 muncul tahun lalu, seluruh dunia baik negara maju yang telah memiliki kecepatan internet tinggi maupun negara berkembang yang jaringan broadband saja masih terbatas, harus dipaksa beralih ke dunia daring.
Orang-orang yang tadinya gagap berinternet, kini mulai "canggih"—bekerja dan bersekolah, termasuk bersosialisasi cukup melalui layar ponsel pintar, tablet, atau laptop.
Namun, dengan perubahan tersebut mitos-mitos di seputar internet juga masih tetap berjalan, setidaknya mengutip dari Make Use Of, diakses Senin (8 November 2021), ada tujuh mitos tentang internet yang masih berkembang saat ini:
- Penyedia layanan internet (ISP) mengawasi Anda
Pada dasarnya, penyedia layanan internet (ISP) bisa mengintai aktivitas Anda. Meski mereka memiliki sumber daya untuk mengawasi pelanggannya, ISP tak memiliki kemampuan untuk menyimpan seluruh aktivitas pelanggannya, yang mungkin sampai ratusan juta orang.
Setiap ISP selalu memiliki syarat dan ketentuan atau kebijakan privasi yang diberikan kepada pelanggan. Ini penting untuk ditanyakan kepada mereka sebelum pengguna berlangganan. Karena ISP melacak aktivitas internet Anda tergantung kepada Anda mengizinkan atau tidak. Di sini, baiknya memang mencari ISP yang benar-benar andal, jangan abal-abal, dan menjalankan bisnisnya sesuai dengan hukum berlaku. Terlebih saat ini banyak negara mulai memberlakukan regulasi perlindungan data pribadi, sehingga bisnis ISP tak luput dari aturan tersebut. Konsumen juga memiliki kekuatan hukum jika memang dirinya dirugikan secara privasi dan keamanannya.
- Bekerja online adalah cara jitu cepat kaya
Yang perlu disadari adalah tidak ada pekerjaan apa pun di dunia yang membuat Anda langsung cepat kaya. Menjadi kaya adalah proses bekerja setapak demi setapak. Tidak ada yang instan.
Jangan dikira Gojek atau Tokopedia, termasuk Apple pun ujug-ujug menjadi perusahaan internet yang berhasil dalam waktu singkat. Apple harus jatuh bangun sejak 70-an sampai kemudian menikmati kejayaan di produk selulernya di era 2000-an.
Ada mata uang kripto (cryptocurrency) yang sedang populer saat ini juga bukan hal yang menjanjikan Anda tiba-tiba dapat uang berjibun di rekening. Alih-alih Anda menjadi kaya, bisa-bisa kantong Anda ludes untuk bermain kripto. Adanya media sosial seperti YouTube yang memberikan kesempatan orang untuk berbisnis dan membuat konten serta mendapatkan pendapatan iklan juga tidak diraih dalam hitungan minggu. Para pembuat konten tersebut berjuang bulan demi bulan untuk mendapatkan penonton. Tapi, internet memberikan kesempatan bisnis baru adalah benar. Seperti halnya bisnis offline, bisnis online membutuhkan keterampilan, usaha, investasi, dan dedikasi yang sama.
- Informasi di internet serbapalsu dan sulit dipercaya
Media sosial memang menjadi “amplifier” berbagai informasi di era sekarang. Kita tiap waktu sejak bangun tidur hingga terlelap lagi telah diberisiki beraneka macam informasi. Bahkan, tren disinformasi di era sekarang begitu tinggi, lebih-lebih berkaitan dunia politik.
Fakta tersebut tidak bisa dimungkiri. Media sosial bagian dari internet dipenuhi dengan hoaks, konspirasi, penipuan, hal-hal yang palsu, serba pencitraan, dan lain. Raksasa media sosial pun sekarang telah mulai konsen untuk memberantas segala disinformasi dan segala konten yang memang dirancang untuk merusak atau mempropagandakan isu tertentu.
Namun, tidak semua di internet seperti itu. Layaknya dunia nyata, ada sisi baik, dan sisi buruk. Internet hanyalah kepanjangan tangan dari dunia nyata. Ada sumber-sumber di internet yang dipercaya dan valid. Anda tinggal memilah mana sumber yang kredibel dan mana yang tidak. Contoh, akseslah informasi dari situs web lembaga terkait. Misal Anda ingin mengetahui informasi bantuan sosial Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah, bisa berkunjung ke situs web seperti Kementerian Sosial, Dinas Sosial setempat atau lembaga-lembaga pemerintah lain yang terkait.
- Peretas hanya menargetkan orang kaya
Jika Anda beranggapan seperti ini, Anda keliru. Memang penjahat siber atau peretas jahat menargetkan perusahaan-perusahaan besar untuk mendapatkan uang dalam jumlah banyak. Mereka bisa saja mengirimkan ransomware, lalu meminta uang tebusan.
Namun, serangan siber bisa terjadi dengan siapa saja, baik skala kecil mapun besar. Penipuan online yang berpura-pura sebagai call center sebuah bank atau perusahaan tertentu masih sering terjadi, dan korban masih saja tidak sadar dirinya sedang ditipu berbasis social engineering—memainkan psikologis korban dengan kepanikan dan ketakutan.
Faktanya, mereka menargetkan orang-orang yang memiliki pengetahuan teknologi terbatas dan dapat ditipu dengan mudah, terlepas dari status keuangan mereka. Menurut penelitian, peretas cenderung menargetkan segmen populasi yang tidak sadar daripada mereka kaya atau tidak.
Bagi para peretas, generasi yang lebih tua adalah target favorit mereka karena mereka lebih rentan terhadap penipuan, selain mereka gagap teknologi.
- Incognito Mode membuat kita terlindungi di internet
Ups, buang jauh-jauh pemikiran ini. Kenapa? Mode penyamaran ini bukan perlindungan 100 persen bahwa Anda terbebas dari serangan siber.
Pada kenyataannya, mode penyamaran hanya membantu Anda melindungi privasi dengan menghapus riwayat sehingga orang lain tidak dapat melihat apa yang Anda lakukan di perangkat. Namun, browser Anda, penyedia ISP Anda, dan bahkan situs web yang Anda kunjungi masih dapat melacak aktivitas Anda.
Oleh karena itu, dengan menggunakan penyamaran, Anda hanya membatasi kemampuan perangkat untuk mengetahui apa yang Anda lakukan. Selain itu, saat menggunakan mode penyamaran, Anda masih terpapar virus dan malware yang dapat mengganggu Anda di situs tertentu.
- Aplikasi akselerator internet untuk meningkatkan kinerja
Banyak orang percaya bahwa memiliki perangkat lunak akselerator internet akan meningkatkan kinerja internet mereka. Sampai batas tertentu, ini benar. Perangkat lunak akselerator internet memang membantu menjaga koneksi yang stabil dengan router Anda dengan memperbaiki masalah kecepatan yang terhambat, menstabilkan bandwidth, dan masalah konektivitas lainnya.
Namun, jika koneksi Anda sangat lambat, memiliki perangkat lunak penguat internet tidak akan banyak membantu. Jika demikian, Anda hanya memiliki pilihan untuk mengubah penyedia layanan internet Anda untuk mendapatkan internet yang lebih cepat. Atau, Anda sudah mengubah kecepatan internet jika memang perangkat yang terkoneksi lebih banyak dan mengakses file besar, ya tetap sama saja, kecepatan yang Anda alami bisa melambat dibanding ketika perangkat yang terkoneksi lebih sedikit.
- Mencegah anak bermain internet
Anak-anak sekarang, yang hidup di zaman internet, mereka sudah masuk golongan digital savvy; bermain game online hingga belajar jarak jauh via layar ponsel. Mereka kadang lebih jago dibanding gurunya atau orangtuanya saat menggunakan sejumlah aplikasi.
Membatasi akses internet anak-anak tidak menjamin keamanan mereka. Pada dasarnya, itu merampas peluang yang bisa membantu mereka dalam pendidikan, pengembangan kepribadian, dan banyak lagi.
Alih-alih membatasi penggunaan internet anak-anak Anda, ajari mereka cara membedakan antara yang benar dan yang salah, dan Anda akan mendapatkan hasil yang bertahan lama dan dampak yang lebih signifikan pada kehidupan mereka. Dengan melakukan ini, Anda tidak perlu sering-sering memantau apa yang dilakukan anak Anda secara online. Buat keputusan cerdas untuk diri sendiri dan anak-anak Anda.
Internet tidak selamanya jahat asalkan Anda mengelolanya dengan benar. Jika memang Anda membatasi anak agar tidak kecanduan internet, itu ada baiknya, tapi jangan sama sekali tidak mengenalkan mereka dengan dunia ini. Sebab, seorang bijak pernah berkata bahwa didiklah anak-anak Anda sesuai dengan zamannya.[]