China Telecom Dilarang Operasi di AS Selama 60 Hari

China Telecom. | Foto: yicaiglobal.com

Cyberthreat.id – China Telecom Americas, perusahaan telekomunikasi China yang berbasis di AS, dilarang beroperasi selama 60 hari.

Anak bisnis China Telecom, perusahaan telekomunikasi China terbesar, tersebut dicabut otorisasinya oleh Komisi Komunikasi Federal (FCC) dengan alasan “masalah keamanan nasional”.

FCC menyebut bahwa China Telecom “tunduk pada eksploitasi, pengaruh, dan kontrol oleh pemerintah China dan kemungkinan besar akan dipaksa untuk mematuhi pemerintah China tanpa prosedur hukum yang memadai yang tunduk pada pengawasan yudisial independen,” tutur lembaga pengawas itu dikutip dari Reuters, diakses Rabu (27 Oktober 2021).

China Telecom Americas sebelumnya telah memiliki otorisasi untuk menyediakan layanan telekomunikasi di Amerika Serikat selama hampir 20 tahun.

Sebelumnya, FCC lebih dulu menetapkan Huawei Technologies dan ZTE Corp sebagai ancaman keamanan nasional terhadap jaringan komunikasi. Ini menyebabkan perusahaan AS tak bisa memanfaatkan dana pemerintah senilai US$8,3 miliar untuk membeli peralatan dari perusahaan tersebut.

Pada Maret 2020, AS menetapkan lima perusahaan China sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, antara lain Huawei, ZTE, Hytera Communications, Hangzhou Hikvision Digital Technology Co, dan Zhejiang Dahua Technology Co.

Kontrol pemerintah China

Menurut FCC, kepemilikan dan kontrol pemerintah China terhadap China Telecom “secara signifikan meningkatkan risiko keamanan nasional dan penegakan hukum dengan memberikan peluang bagi perusahaan dan pemerintah China “untuk mengakses, menyimpan, mengganggu, dan/atau salah mengarahkan komunikasi AS.”

Menanggapi hal itu, China Telecom Americas menyebut bahwa keputusan FCC mengecewakan. “Kami berencana mencari opsi yang tersedia sambil terus melayani pelanggan kami,” ujar juru bicara perusahaan.

China Telecom melayani lebih dari 335 juta pelanggan di seluruh dunia pada 2019 dan mengklaim sebagai operator fixed line dan broadband terbesar di dunia, menurut laporan Senat AS, dan juga menyediakan layanan ke fasilitas pemerintah China di Amerika Serikat.

Pemerintah AS mengatakan pada April 2020 China Telecom menargetkan jaringan virtual selulernya ke lebih dari 4 juta orang China-Amerika; 2 juta turis China setahun mengunjungi AS; 300.000 mahasiswa Cina di perguruan tinggi Amerika; dan lebih dari 1.500 bisnis Cina di Amerika.

Pada April 2020, FCC telah mengatakan rencana menutup operasi bisnis telekomunikasi asal China di AS yang dituding dalam kendali pemerintah China, seperti China Telecom Americas dan China Unicom Americas, Pacific Networks Corp dan seluruh anak perusahaan milik ComNet (USA) LLC.

Pada Maret, FCC mencabut otorisasi untuk China Unicom Americas, Pacific Networks dan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki ComNet untuk menyediakan layanan telekomunikasi AS.

Tahun sebelumnya, pada Mei 2019, FCC juga menolak perusahaan telekomunikasi milik negara China lainnya, China Mobile, untuk menyediakan layanan AS.[]