Teknologi AI Perlu Diadopsi dalam Dunia Olahraga

Ilustrasi | Foto: Freepik

Jakarta, Cyberthreat.id – Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) dan pembelajaran mesin (machine learning) kini menawarkan cara baru untuk memberikan pengalaman yang lebih canggih dan terhubung.

Penelitian terbaru dari NTT Ltd, yang bekerja sama dengan Toluna, menyimpulkan, organisasi olahraga perlu menciptakan pengalaman yang dituntut oleh para penggemar digital.  Teknologi AI dan pembelajaran mesin disebut bisa menjadi jawabannya.

Riset itu melibatkan 3.697 responden berusia antara 18-65 tahun di Inggris, Amerika Serikat, Singapura, Australia, dan Jerman.

Ruth Rowan, Kepala Pemasaran Global NTT Ltd mengatakan, perlu transformasi bagi penyedia olahraga agar tetap relevan dan kompetitif dalam dunia digital baik itu melalui analisis langsung dan peningkatan data, maupun pengalaman berbasis AI.

“Atau, stadion yang terhubung jelas membawa infrastruktur TI, cloud, dan layanan seluler memiliki peranan yang penting ketika industri olahraga dituntut memenuhi tingginya permintaan dari pendukung yang cerdas secara digital,” kata Ruth melalui siaran pers, Kamis (11 Juli 2019).

Penelitian tersebut juga menunjukkan teknologi AI dan pembelajaran mesin merupakan cara yang sangat efektif untuk dapat menciptakan pengalaman yang lebih menarik dan kaya akan data.

Hasil riset menunjukkan:

Pertama,, 44 persen orang di Australia, berusia 18-34 tahun, percaya bahwa AI mampu memprediksi hasil dari suatu acara olahraga dengan sukses.

Kedua, 82 persen orang di Amerika Serikat, berusia 18-34 tahun, mengatakan prediksi yang akurat membuat acara olahraga lebih menarik.

Ketiga, hanya 12 persen di Australia dan 24 persen di Amerika Serikat di semua kelompok umur yang menyadari bahwa AI dan pembelajaran mesin jika digunakan dengan benar dalam acara olahraga akan memperlihatkan peluang yang besar untuk menciptakan keterlibatan yang lebih besar.

Ciptakan Pengalaman Terhubung

Penelitian tersebut  juga menggambarkan hal yang menarik tentang pengalaman olahraga secara digital dan langsung di masa depan. Intinya, kebiasaan penggemar yang bergeser ke jaman milenial.

Pertama, sebanyak 57 persen (18-34 tahun) di Singapura mengatakan, mereka akan meningkatkan penggunaan layar kedua (smartphone, tablet) selama acara olahraga berlangsung selama tiga tahun ke depan.

Kedua, 49 persen kaum milenial Singapura memilih untuk melacak pembaruan langsung dari acara olahraga melalui layar kedua mereka  dengan frekuensi seminggu sekali atau lebih.

“Alasan utama dalam menggunakan layar kedua selama acara olahraga adalah untuk dapat mengakses data dan statistik sebanyak 45 persen di Singapura, dengan 65 persen orang yang menginginkan lebih banyak peningkatan pengalaman digital mereka secara statistik,” ujar Ruth.

Ketiga, 66 persen responden di Inggris yang berusia 18-34 tahun mengatakan lebih banyak pengalaman di stadion. 

Seperti peningkatan konektivitas dan fasilitas yang ditingkatkan dengan teknologi, itu juga akan mendorong mereka untuk menghadiri acara olahraga secara langsung.

Hal ini menunjukkan bahwa ada pasar yang menguntungkan bagi organisasi yang mau berinvestasi dengan acara yang terhubung secara langsung di stadion.

“Dan, keinginan di kalangan milenial untuk terus terhubung jelas diterjemahkan ke dalam area olahraga langsung, dengan 71 persen di Inggris mengatakan konektivitas yang buruk di tempat olahraga mengurangi kenikmatan mereka dari sebuah acara,” kata Ruth.