Ericsson Prediksi Pelanggan 5G pada 2024 Capai 1,9 Miliar

Dari kiri: Customer Marketing Manager Ericsson Thomas Vidorekto dan Head of Network Solutions Ericsson Indonesia and Timor Leste Ronni Nurmal di Jakarta, Rabu (10 Juli 2019). | Foto: Rahmat Herlambang/Cyberthreat.id

Jakarta, Cyberthreat.id - Ericsson, perusahan teknologi informasi, menerbitkan laporan Ericsson Mobility Report edisi Juni 2019. Dalam laporannya disebutkan pelanggan jaringan 5G diprediksi bakal mencapai 1,9 miliar pada 2024 di seluruh dunia.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 27 persen dari 1,5 miliar pada perkiraan yang dikeluarkan oleh Ericsson pada November 2018. Ericsson juga memperkirakan peningkatan jumlah langganan broadband seluler sebesar 400 juta pada tahun 2024.

Amerika Utara diprediksi menjadi wilayah tercepat dalam penyerapan 5G dengan 63 persen pengguna ponselnya terhubung ke 5G pada tahun 2024. Sementara itu, di posisi kedua adalah negara-negara Asia Timur Laut (47 persen) dan Eropa (40 persen).

“Teknologi jaringan 5G akan menjawab kebutuhan konsumen, perusahaan, serta membawa Internet of Things (IoT) ke level yang baru, di mana konektivitas tinggi menjadi syarat utama. Meski begitu, seluruh manfaat 5G tersebut bisa didapat dengan adanya ekosistem yang solid dari sisi teknologi, peraturan, keamanan, dan mitra industri,” kata Jerry Soper, Head of Ericsson Indonesia dalam siaran persnya, Rabu (10 Juli 2019).

Laporan tersebut juga mengungkapkan, di Asia Tenggara dan Oseania, penggunaan data seluler per bulan diperkirakan tumbuh hingga tujuh kali dari 2,3 exabytes (EB) pada 2018 menjadi 16 EB pada 2024.

Sementara masih di wilayah yang sama, penggunaan data per smartphone setiap bulan akan tumbuh dari 3,6 GB menjadi 17 GB dengan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) mencapai 29 persen.

“Hampir 12 persen langganan di wilayah ini diperkirakan mengadopsi 5G pada akhir tahun 2024,” ujar Jerry.

Beberapa perkiraan lainnya pun turut mengalami peningkatan signifikan terkait dengan 5G. Pada akhir 2024, jangkauan 5G diperkirakan mampu mencapai 45 persen dari populasi dunia.

"Angka tersebut dapat meningkat menjadi 65 persen, seiring dengan teknologi spectrum sharing yang memungkinkan implementasi 5G pada pita frekuensi Long Term Evolution (LTE),” tambah Jerry.

Jerry juga mengungkapkan, penyedia layanan komunikasi di beberapa pasar, kini telah mengaktifkan 5G seiring dengan hadirnya smartphone yang mendukung jaringan tersebut.

Bahkan, operator di beberapa pasar pun memasang target yang lebih ambisius untuk cakupan populasi hingga 90 persen di tahun pertama.

"Komitmen kuat dari vendor ponsel dan chipset juga merupakan kunci untuk percepatan adopsi 5G. Ponsel pintar untuk semua pita spektrum utama diprediksi akan meramaikan pasar selama tahun ini,” jelas Jerry.