Kanada Putuskan Peralatan 5G Huawei Beberapa Pekan Lagi

Huawei | Foto: The Verge

Cyberthreat.id – Kanada menjadi satu-satunya anggota Five Eyes—dibentuk untuk saling berbagi intelijen—yang belum menentukan pilihan apakah akan mendepak Huawei atau tidak.

Empat negara yang tergabung dalam Five Eyes , seperti AS, Inggris, Australia, dan Selandia Baru lebih dulu memutuskan tidak akan memakai Huawei dalam pengembangan jaringan 5G-nya. Peralatan Huawei dan perusahaan China lain dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.

Namun, Perdana Menteri Justin Trudeau pada Selasa (28 September 2021) mengatakan, keputusan terkait Huawei akan diputuskan dalam waktu dekat. “Minggu-minggu mendatang,” ujar dia dikutip dari Reuters.

Yang disampaikan Trudeau tersebut adalah komentar pertamanya sejak Chief Financial Officer Huawei Technologies Co Ltd Meng Wanzhou dibebaskan pekan lalu dari tahanan rumah di Vancouver. Wanzhou telah berjuang agar tak diekstradisi ke AS selama hampir tiga tahun.

Sementara, dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang ditangkap oleh China tak lama setelah penahanan Wanzhou pada 2018 atas surat perintah AS, juga meninggalkan China dalam beberapa jam setelah pembebasan Wanzhou. Mereka tiba di Kanada pada Sabtu lalu. Sebelumnya, keduanya didakwa oleh pemerintah China atas tudingan spionase.

Hingga saat ini, Kanada mengatakan sedang menunggu laporan dari dinas intelijennya untuk membuat keputusan akhir. Namun, sumber-sumber anonim Reuters mengatakan bahwa Kanada telah secara efektif memblokir Huawei, tetapi tidak ingin mengatakannya secara terbuka karena takut merugikan nasib kedua tahanan tersebut.

"Kami terus mempertimbangkan dan melihat opsi yang berbeda, tetapi kami pasti akan membuat pengumuman dalam beberapa minggu mendatang," kata Trudeau kepada wartawan ketika ditanya tentang keputusan Huawei.

"Kami sebenarnya telah melihat bahwa banyak perusahaan telekomunikasi Kanada, jika tidak semuanya, telah mulai menghapus Huawei dari jaringan mereka," kata Trudeau.

Pada Juni 2020, Bell Canada dan saingannya Telus Corp–dua penyedia nirkabel terbesar di negara tersebut—memutuskan memakai Ericsson dan Nokia untuk membangun jaringan telekomunikasi 5G dan menghapus Huawei untuk proyek tersebut meski mereka sebelumnya memakai peralatan 4G Huawei.[]