Rusia Desak Apple dan Google Tendang Aplikasi ‘Navalny’ dari Toko Aplikasi
Cyberthreat.id – Roskomnadzor, badan pengawas telekomunikasi Rusia, mengirimkan surat kepada dua raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple dan Google, untuk menghapus aplikasi Navalny dari toko aplikasinya.
Rusia mengatakan bahwa aplikasi yang dikembangkan oleh oposisi juga kritikus keras Kremlin Alexei Navalny tersebut dipakai untuk mempromosikan kegiatan terlarang, terlebih organisasi Navalny telah dianggap sebagai ekstremis.
Pengadilan Moskow pada Juni lalu mengeluarkan putusan bahwa jaringan politik dan aktivis Navalny sebagai kelompok ekstremis.
Roskomnadzor mengatakan alasan penutupan aplikasi itu menindaklanjuti perintah Kantor Kejaksaan Umum Federasi Rusia tentang perlunya membatasi akses ke sumber daya informasi ke kelompok ekstremis, tulis Interfax, media lokal Rusia, diakses Senin (23 Agustus 2021).
"Ini adalah tonggak penting bagi Apple: apakah mereka akan mengikuti jejak otoritas Rusia," tulis Navalny di blognya sebagai tanggapan atas permintaan Roskomnadzor untuk menghapus aplikasinya.
“Kami sangat berharap ini tidak terjadi karena aplikasi kami sepenuhnya secara legal,” katanya dikutip dari Moscow Times.
Sebelumnya, pemerintah Rusia juga telah memblokir situs web utama dan 49 situs web lain yang terkait Navalny pada Juli lalu, bahkan jaringan akun media sosial yang terkait.
Navalny berusia 44 tahun yang memiliki follower jutaan di akun media sosialnya dikenal sebagai aktivis antikorupsi yang sejak lama menentang Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia kini menjalani hukuman penjara 2,5 tahun. Pada Januari lalu, ia menggelar unjuk rasa yang diikuti puluhan ribu orang. Salah satu kritik terkeras yang dilontarkan Navalny ialah Partai Rusia Bersatu yang dipimpin Putin dipenuhi “penjahat dan pencuri”.
Ia juga menuding otoritas Rusia berupaya membunuhnya dengan racun saraf Novichok pada Agustus 2020. Serangan racun ini hampir menewaskan Navalny—ia pingsan saat pesawat yang ditumpanginya terbang di atas kawasan Siberia. Pada 2 September 2020, ia diterbangkan ke Jerman untuk pemulihan dan tes medis pada tubuh Navalny menunjukkan “bukti tegas adanya racun saraf kimiawi”. Racun Novichok ialah senjata kimia yang hampir membunuh mantan spionase Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, di Salisbury, Inggris, pada Maret 2018, tulis BBC.
Pekan lalu dia dikenai tuduhan kriminal baru "menciptakan organisasi nirlaba yang melanggar identitas dan hak warga negara" yang dapat membuat hukuman penjaranya diperpanjang hingga tiga tahun lagi, tulis Reuters.
Sebelumnya, pemerintah Rusia juga telah memblokir sejumlah situs web terlarang, seperti navyny.com, free.navalny.com, fbk.info, situs Aliansi Dokter yang dinilai sebagai agen asing, situs Lyubov Sobol, Leonid Volkov, Oleg Stepanov, 39 markas regional, serta situs "RosYama" dan "RosZhKH".[]