Presiden Serbia Tantang Twitter: Tutup Akun Saya!
Cyberthreat.id – Presiden Serbia Aleksandar Vucic menantang Twitter pada Selasa (17 Agustus 2021) untuk menutup akunnya setelah beberapa media di bawah kendalinya diberi label berafiliasi dengan negara oleh jejaring sosial microblogging tersebut.
“Saya tidak sabar menunggu mereka (Twitter) menutup akun saya sehingga saya menjadi Trum lain di dunia,” ujar Vucic dikutip dari The Associated Press, diakses Rabu (18 Agustus).
Pada Januari lalu, sebelum lengser dari kursi kepresidenan, akun Donald Trump telah ditendang Twitter dari platform karena dianggap memprovokasi pengikutnya dalam kerusuhan yang terjadi di Capitol, gedung Parlemen AS.
Terkait dengan media yang berafiliasi dengan negara itu, Twitter menyebut “negara mengontrol atas konten editorial melalui sumber daya keuangan, tekanan politik langsung atau tidak langsung, dan/atau kontrol atas produksi dan distribusi.”
Menanggapi hal itu, Presiden lalu kembali bertanya,”Dengan siapa mereka harus bekerja sama: taipan, pencuri, dan penjahat? Tutur Vucic. “Sangat normal bahwa mereka bekerja sama dengan pemerintah.”
Vucic yang telah menguasai media massa Serbia sejak 10 tahun lalu menyebut pelabelan Twitter terhadap media afiliasi sebagai bentuk “penyensoran”.
Ia pun mengucapkan selamat kepada semua media yang telah menerima label Twitter semacam itu di akun mereka, dengan mengatakan bahwa mereka “menyebarkan ide-ide cinta kebebasan.”
Media pro-pemerintah Serbia, seperti TV pemerintah, secara teratur mengecam beberapa media independen yang tersisa di Serbia dan menyebut media tersebut dikendalikan oleh tokoh oposisi yang korup atau kedutaan besar Barat.
Selain Serbia, pelabel Twitter tersebut juga muncul di berbagai akun Twitter di seluruh dunia, termasuk AS, China, Prancis, Rusia, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Spanyol, Turki, dan Uni Emirat Arab.[]