Produsen Komponen Eletronik Murata Jepang Alami Kebocoran Data Karyawan
Cyberthreat.id – Produsen komponen elektronik Jepang, Murata Manufacturing, mengakui bahwa perusahaan telah mengalami kebocoran data pada Juni lalu. Puluhan ribuan file yang terekspose itu berisi informasi rekening ban karyawan dan mitra bisnisnya.
Pada Kamis (12 Agustus 2021), CEO Murata Manufacturing, Norio Nakajima, mengeluarkan pernyataan minta maaf atas insiden pada 28 Juni lalu ketika subkontraktor mengunduh file data manajemen proyek yang berisi 72.460 informasi.
Lebih dari 30.000 dokumen berisi informasi mitra bisnis, seperti nama perusahaan, alamat, nama terkait, nomor telepon, alamat email, dan nomor rekening bank. Perusahaan-perusahaan tersebut berbasis di Jepang, China, Filipina, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Selanjutnya, lebih dari 41.000 dokumen karyawan juga bocor yang berisi nama, alamat, dan nomor rekening bank. Para karyawan ini berkantor di Jepang, China, Filipina, Singapura, AS, dan Uni Eropa.
"Pada 20 Juli 2021, dikonfirmasi bahwa seorang karyawan mengunduh data manajemen proyek, termasuk informasi mitra bisnis dan informasi pribadi kami ke komputer bisnis tanpa izin dan mengunggahnya ke akun pribadi layanan cloud eksternal di China," kata Nakajima dalam sebuah pernyataan dikutip dari ZDNet, diakses Jumat (13 Agustus 2021).
“Selain itu, kami telah menerima laporan dari survei penyedia layanan cloud eksternal yang dikonfirmasi bahwa informasi yang diambil tidak pernah disalin atau diunduh oleh pihak ketiga. Data yang diunggah telah dihapus dari PC bisnis dan penyimpanan cloud eksternal. layanan. Tidak ada infeksi virus atau serangan siber yang dikonfirmasi dalam masalah ini,” ia menambahkan.
Nakajima menjelaskan bahwa subkontraktor yang tidak disebutkan namanya itu terlibat dalam proyek pembaruan sistem akuntansi perusahaan.
Perusahaan mengatakan telah mengonfirmasi kepada subkontraktor pada 8 Juli yang mengaku mengunduh informasi dan kemudian mengunggahnya ke akun cloud pribadi. "Pada hari yang sama, data yang diunggah dihapus di bawah pengawasan subkontraktor," kata Nakajima.
Kepada media Jepang, ITMedia, subkontraktor mengatakan, "Saya mengunggah ke cloud pribadi untuk mempelajari desain sistem, dll. Kebetulan berisi informasi sensitif tentang pelanggan," ujar dia.
Sebuah blog Jepang mengkonfirmasi bahwa subkontraktor tersebut adalah seorang insinyur untuk IBM Dalian Global Delivery, subkontraktor dari IBM China. Proyek pembaruan sistem akuntansi Murata dialihdayakan ke IBM Jepang, yang mensubkontrakkannya ke IBM China. Sistem ini digunakan untuk membayar karyawan dan mitra.
Murata mengatakan kepada ITMedia sedang mempertimbangkan untuk membatalkan kontrak dan mencari ganti rugi.[]