Startup KETIX Wadahi Calon Para Penulis Buku

Dari kiri: CEO & Co-founder KETIX Tendi Murti, Co-founder KETIX Dewa Eka Prayoga, dan CMO & Co-founder KETIX King Bagus usai acara peluncuran di Jakarta, Selasa (9 Juli 2019). | Faisal Hafis (M)/Cyberthreat.id

Jakarta, Cyberthreat.id – Kamu suka menulis dan ingin membuat buku, tapi bingung mau menulis apa? Tak usah risau, kamu sedang tidak sendirian.

Lebih baik kamu bergabung saja bersama KETIX, sebuah platform berbasis Android yang mewadahi calon penulis buku juga kalangan pecinta dunia tulis-menulis.

Sebagai startup yang baru berdiri April lalu, KETIX sudah memiliki 2.400 buku digital dan lebih dari seribu penulis. KETIX menargetkan bisa mencetak sejuta penulis muda dan akhirnya menerbitkan buku dalam bentuk e-book.

Aplikasi ini diciptakan oleh tiga orang, antara lain Tendi Murti, King Bagus, dan Eka Prayoga. CEO dan Co-founder KETIX, Tendi Murti, mengatakan, salah satu yang melatarbelakangi platform KETIX adalah, sulitnya bagi penulis untuk bisa menulis dan juga menerbitkan buku.

Selain itu, misi mereka juga ingin meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah. Tendi pun mengutip hasil survei Central Connecticut State University (CCSU) yang menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat baca.

Dengan hadirnya platform KETIX, ia mengharapkan, minat masyarakat untuk membaca bisa kian tumbuh. “KETIX berusaha memotivasi para penulis untuk lebih produktif. Harapan kami, Indonesia semakin banyak penulis, khususnya penulis muda, dan semakin tinggi minat baca pada masyarakat kita,” ujar Tendi dalam peluncuran KETIX di FX Sudirman, Selasa (9 Juli 2019).

Untuk menjadi penulis di KETIX cukup mudah. Pengguna hanya perlu mengunduh aplikasi di Google Playstore. Selanjutnya, pengguna membuat akun dan bisa langsung membaca dan atau menulis cerita sesuai dengan ketentuan. Salah satu unsur penting yang menjadi keunggulan platform ini ialah konten yang harus mengandung literasi.

“Siapapun bisa menulis di platform KETIX dengan catatan untuk tujuan literasi. Ketika mendaftar akan ada ketentuan mengenai cerita apa saja yang bisa mereka buat selama tidak mengandung hoax, copycat, dan juga pornografi,” kata Tendi.

Menyangkut honor, Tendi mengatakan, para penulis tidak perlu khawatir sebab setiap buku yang menarik minat banyak pembaca akan dikomersilkan secara digital dengan pembagian hasil penjualan sebesar 80 persen penulis dan 20 persen untuk platform.

KETIX juga berusaha membangun ekosistem baru yang bisa mempertemukan para penulis, pembaca, mentor dan juga penerbit melalui fitur Tixroom. Melalui fitur ini penulis dan pembaca bisa membangun kedekatan dan juga melakukan kelas pelatihan menulis secara online.

“Sudah banyak penulis besar, salah satunya, Ahmad Fuadi dan Asma Nadia yang menjadi penulis maupun mentor di platform kami,” kata Tedi.

Redaktur: Andi Nugroho