Ramai Spyware Pegasus, Pavel Durov Tuding Pintu Belakang di iOS dan Android
Cyberthreat.id – Bos Telegram, Pavel Durov, menuding bahwa Apple dan Google turut menjadi pendorong terjadinya pengawasan atau mata-mata digital secara global.
“Menurut yang diungkapkan (Edward) Snowden sejak 2013, baik Apple dan Google adalah bagian dari program pengawasan global yang mengisyaratkan bahwa perusahaan-perusahaa ini harus, antara lain menerapkan ‘pintu belakang’ (backdoor) ke sistem operasi seluler mereka,” tutur dia melalui Durov’s Channel, saluran Telegram miliknya, dikutip Senin (26 Juli 2021).
Ia berkomentar tersebut menyusul laporan konsorsium media Forbidden Stories berbasis di Paris dan Amnesty International yang menyebutkan ada 50.000 orang, termasuk aktivis HAM, jurnalis, politisi, dan pejabat pemerintah yang menjadi sasaran spyware Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO Group.
Namun, NSO membantah laporan media tersebut dan menyebutnya sebagai "penuh dengan asumsi yang salah dan teori yang tidak didukung". Menurut perusahaan, selama ini Pegasus diproduksi hanya untuk digunakan oleh badan intelijen dan penegak hukum pemerintah untuk memerangi terorisme dan kejahatan.
Sejak muncul tudingan Durov tersebut, sejauh ini belum ada komentar terbuka dari dari Apple atau Google.
Pintu belakang
Durov mengklaim masalah “pintu belakang” yang disediakan oleh Apple dan Google tersebut biasanya menyamar sebagai kerentanan keamanan (bug security), “sehingga memungkinkan agen AS mengakses informasi di ponsel cerdas man apun di dunia”.
Keberadaan “pintu belakang” tersebut, kata dia, bukan berarti menjadi eksklusif satu pihak saja—dalam hal ini agen AS. Sebab, “Siapa saja dapat mengeksploitasi pintu belakang tersebut,” ujar Durov.
“Jadi, jika badan keamanan AS dapat meretas ponsel iOS atau Android, organisasi lain mana pun yang mengungkap ‘pintu belakang’ ini dapat melakukan hal yang sama,” ia menambahkan.
Ia menyebut spyware Pegasus sebagai alat yang dapat meretas ponsel iOS dan Android apa pun dan “tidak ada cara untuk melindungi perangkat dari serangan spyware tersebut”.
“Tidak masalah aplikasi mana yang Anda gunakan karena sistem yang dilanggar berada di tingkat yang lebih dalam,” kata Durov menilai kemampuan Pegasus.
Oleh karena alasan itulah, ia sejak lama menyerukan agar pemerintah di dunia untuk “mulai bertindak melawan duopoli Apple-Google di pasar smartphone dan memaksa mereka membuka ekosistem tertutup, sehingga memungkinkan lebih banyak persaingan,” tuturnya.[]