YouTube Hapus Video Soal Kesaksian Orang Etnis Kazakh yang Hilang di Xinjiang
Cyberthreat.id - Sebuah kelompok advokasi hak asasi manusia mengeluhkan Youtube telah menghapus sejumlah video yang diunggah di saluran Atajurt Kazakh milik mereka. Video-video itu berisi kesaksian dari orang-orang etnis Kazakh di Xinjiang yang keluarganya telah hilang.
Serikzhan Bilash, seorang aktivis Kazakh kelahiran Xinjiang yang ikut mendirikan saluran Youtube tersebut dan telah ditangkap beberapa kali karena aktivitasnya, mengatakan bahwa penasihat pemerintah mengatakan kepadanya lima tahun lalu untuk berhenti menggunakan kata "genosida" untuk menggambarkan situasi di Xinjiang - sebuah perintah yang ia duga datang dari tekanan pemerintah China terhadap Kazakhstan.
"Begitulah faktanya," kata Bilash merujuk pada hilangnya konten video Atajurt seperti diberitakan Reuters baru-baru ini.
"Orang-orang yang memberikan kesaksian berbicara tentang orang yang mereka cintai," ujarnya.
Saluran Atajurt Kazakh di Youtube telah menerbitkan hampir 11 ribu video dan telah ditonton lebih dari 120 juta kali sejak 2017. Ribuan diantaranya menampilkan orang-orang yang berbicara di depan kamera tentang kerabatnya yang mereka katakan telah menghilang tanpa jejak di wilayah Xinjiang, China, di mana para ahli PBB dan kelompok hak asasi memperkirakan lebih dari satu juta orang telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 15 Juni, saluran tersebut diblokir karena melanggar pedoman YouTube, menurut tangkapan layar yang dilihat oleh Reuters, setelah dua belas videonya dilaporkan karena melanggar kebijakan 'perundungan dunia maya dan pelecehan'.
Admin saluran tersebut telah mengajukan banding atas pemblokiran dua belas video antara April dan Juni. Beberapa diantaranya diaktifkan kembali, tetapi YouTube tidak memberikan penjelasan mengapa yang lain disembunyikan dari pandangan publik, kata administrator kepada Reuters.
Menyusul pertanyaan dari Reuters tentang mengapa saluran tersebut dihapus, YouTube memulihkannya pada 18 Juni, menjelaskan bahwa mereka telah menerima beberapa 'teguran' untuk video yang berisi orang-orang yang memegang kartu identitas untuk membuktikan bahwa mereka terkait dengan orang yang hilang. Namun menurut YouTube, aturan mereka melarang informasi pengenal pribadi muncul di kontennya.
Kelompok hak asasi manusia global, Human Rights Watch juga telah memberi tahu YouTube tentang pemblokiran Atajurt, MIT Technology Review melaporkan pada Kamis pekan lalu.
YouTube meminta Atajurt untuk memburamkan kartu identitas di video. Tetapi Atajurt ragu-ragu untuk mematuhinya, kata administrator saluran tersebut, lantaran khawatir hal itu dapat menghilangkan kredibilitas videonya.
Khawatir akan diblokir lagi oleh YouTube, mereka memutuskan untuk mencadangkan konten ke Odysee, situs web yang dibangun di atas protokol blockchain yang disebut LBRY, yang dirancang untuk memberi lebih banyak kendali kepada pembuat konten. Sekitar 975 video telah dipindahkan sejauh ini.
Bahkan saat administrator memindahkan konten, mereka menerima serangkaian pesan otomatis lainnya dari YouTube yang menyatakan bahwa video yang dipermasalahkan telah dihapus. Kali ini dengan alasan bahwa video tersebut dapat mempromosikan organisasi kriminal yang kejam.
"Ada alasan lain setiap hari. Saya tidak pernah mempercayai YouTube," kata Serikzhan Bilash, salah satu pendiri Atajurt.
"Tapi kami tidak takut lagi, karena kami membackup diri dengan LBRY. Yang terpenting adalah keamanan material kami," ujarnya.
Bilash, yang melarikan diri ke Istanbul tahun lalu setelah berulang kali mengalami ancaman dan intimidasi dari pihak berwenang Kazakh ketika dia menolak untuk berhenti bekerja dengan Atajurt, mengatakan peralatannya termasuk hard disk dan ponsel telah disita beberapa kali di Kazakhstan - menjadikan YouTube satu-satunya tempat di mana seluruh koleksi video mereka disimpan.
YouTube mengatakan pesan yang berkaitan dengan mempromosikan organisasi kriminal yang kejam diotomatisasi dan tidak terkait dengan konten pembuatnya, tetapi video tersebut disembunyika untuk memungkinkan administrator melakukan pengeditan.
Pakar PBB dan kelompok hak asasi memperkirakan lebih dari satu juta muslim di Xinjiang, termasuk etnis Kazakh, Kirgiztan, dan Uighur ditahan di sistem kamp yang luas di Xinjiang. Banyak mantan tahanan (sebagian kesaksian orang Kazakh dapat diakses di sini) mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran pelatihan ideologis dan pelecehan di kamp-kamp tersebut. China membantah semua tuduhan pelecehan.
Pada Januari 2019, laporan Associated Press menyebutkan, China mengizinkan 2.000 orang etnis Kazakh di Xinjiang melepas kewarganegaraan China dan menjadi warga Kazakhtan.
YouTube dalam beberapa tahun terakhir telah membatasi lebih banyak konten di tengah meningkatnya pengawasan terhadap perundungan online, informasi yang salah, dan ujaran kebencian. Kebijakan tersebut telah menjerat banyak saluran, termasuk para komentator sayap kanan di Amerika, memaksa mereka mencari perlindungan di layanan media sosial seperti Parler yang menggembar-gemborkan lebih banyak keterbukaan.
Tetapi perwakilan Atajurt khawatir kelompok pro-China yang menyangkal adanya pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang menggunakan fitur pelaporan YouTube untuk menghapus konten mereka dengan melaporkannya secara massal, yang memicu pemblokiran otomatis.
Perwakilan Atajurt membagikan video di WhatsApp dan Telegram dengan Reuters yang menurut mereka menggambarkan cara melaporkan video YouTube Atajurt.
Mereka juga menunjuk ke beberapa saluran YouTube yang berisi video wajah Serikzhan Bilash yang ditempel ke badan hewan seperti monyet dan babi yang menurut mereka merendahkan karakter dan karya Bilash.
YouTube mengatakan tidak bisa melarang pengelola saluran pindah ke platform alternatif. Kebijakannya melarang mengarahkan perhatian kasar dengan memposting informasi pribadi non-publik, seperti nama dan alamat.
Layanan ini membuat pengecualian untuk beberapa aturan untuk video yang mendidik, dokumenter, atau ilmiah. Tetapi soal video Atajurt, YouTube mengatakan tidak memenuhi persyaratan itu.
“Kami menyambut baik upaya yang bertanggung jawab untuk mendokumentasikan kasus-kasus penting hak asasi manusia di seluruh dunia,” kata perusahaan itu. "Kami menyadari bahwa maksud dari video ini bukan untuk mengungkapkan identitas pribadi dengan jahat ... dan bekerja dengan Atajurt Kazakh untuk menjelaskan kebijakan kami."
Odysee mengatakan kepada Reuters bahwa mereka menyambut dan mendukung Atajurt.
Atajurt berencana untuk terus mengunggah ke YouTube selama mungkin.
"Kami tidak akan pernah menghapusnya," kata Bilash, mengingat pentingnya audiens besar yang dimiliki Youtube.
"Pada hari YouTube menonaktifkan saluran kami, saya merasa kehilangan segalanya di dunia ... saluran baru tidak memiliki begitu banyak pelanggan, tetapi aman," katanya.[]
Baca juga: