Generasi Milenial Cenderung Suka Berfoto Ketimbang Chatting

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Jakarta, Cyberthreat.id – Tahukah Anda apa kebiasaan yang dilakukan generasi milenial dengan smartphone-nya?

Survei menunjukkan, sebanyak 93 persen responden dari kalangan generasi milenial (25-34 tahun) menggunakan ponsel pintarnya untuk mengambil foto. Demikian hasil survei Western Digital bersama DEKA, perusahaan riset internet, bertajuk  “Indonesia Consumer Mobile Habit and Data Management Survey” yang dirilis di Jakarta, Senin (8 Juli 2019).

Western Digital adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang industri teknologi informasi. Salah satu anak perusahaannya, yaitu SanDisk Corporation yang bergerak di bidang produksi flash memory.

Direktur Riset DEKA Mamik S. Leonardo mengatakan, survei tersebut dilakukan di enam kota besar (Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar) dengan jumlah responden 1.120 orang, 25 persennya adalah generasi milenial.

Menurut dia, dari survei selama dua pekan itu (27 Februari—11 Maret 2019) juga memperlihatkan bahwa generasi milenial tak hanya memakai ponsel pintar sebagai alat komunikasi, tapi untuk membuat konten digital.

Selain mengambil foto, aktivitas lain yang paling dilakukan generasi milenial dengan ponsel pintarnya,di antaranya panggilan telepon sebanyak 87 persen, chatting (72 persen), rekaman video (63 persen), dan media sosial (63 persen).

Apa saja data yang disimpan mereka?

Mamik mengatakan, sebanyak 98 persen responden mengatakan paling banyak menyimpan file foto pada ponsel pintarnya. Selanjutnya, mereka juga menyimpan file video (79 persen), musik (71 persen), aplikasi (56 persen), dan dokumen (28 persen).

Mamik mengatakan, pengguna milenial cenderung mengambil foto saat sedang liburan atau travelling dengan jumlah 81 persen, family gathering (77 persen), bergaul dengan teman (66 persen), swafoto/selfie (60 persen), dan momen spesial (ultah, kelahiran, pernikahan dll) sebanyak 47 persen.

Berkaitan dengan penyimpanan data, mayoritas responden (30 persen) melakukan pencadangan data (data backup) sekali dalam tiga bulan. Sementara, yang melakukan data backup sekali dalam sebulan hanya 20 persen.

Redaktur: Andi Nugroho