Rusia Larang Penggunaan Opera VPN dan VyprVPN

Ilustrasi via Unsplash

Cyberthreat.id - Pengawas telekomunikasi Rusia, Roskomnadzor, telah melarang penggunaan Opera VPN dan VyprVPN setelah mengklasifikasikannya sebagai ancaman menurut hukum Rusia saat ini.

“Sesuai dengan peraturan tentang menanggapi ancaman untuk menghindari pembatasan akses pornografi anak, bunuh diri, pro-narkotika dan konten terlarang lainnya, pembatasan penggunaan layanan VPN VyprVPN dan Opera VPN akan diperkenalkan mulai 17 Juni 2021,” kata Roskomnadzor seperti dilaporkan Bleeping Computer. .

Kedua layanan VPN itu diklasifikasikan sebagai ancaman berdasarkan peraturan yang diperkenalkan oleh Pemerintah Federasi Rusia lewat Keputusan No. 127 pada 12 Februari lalu.

Seperti diketahui, jaringan VPN (virtual private network) kerap digunakan untuk menerabas rambu-rambu dalam pembatasan internet. Selain mampu menyamarkan jejak digital seseorang (seperti menyembunyikan alamat IP dan lainnya), VPN juga sering dipakai untuk mengakses situs-situs yang dilarang oleh pemerintah suatu negara. 

Setelah keputusan Roskomnadzor, Opera menangguhkan dukungan layanan VPN di Rusia, seperti yang dikatakan Manajer Humas Senior Opera Yulia Sindzelorts kepada TASS.

"Opera berusaha untuk memberikan pengalaman luar biasa kepada pengguna Rusia dalam menggunakan browser. Kami memutuskan untuk menangguhkan dukungan untuk layanan VPN di browser kami di wilayah Rusia dalam bentuk yang disediakan sebelumnya," kata Sindzelorts.

Namun, meskipun larangan menggunakan dua VPN telah dimulai sejak hari Kamis, pembatasan ini tidak akan memengaruhi sekitar 130 perusahaan Rusia yang saat ini menggunakannya setelah meminta untuk dimasukkan dalam "daftar putih" usai peringatan Roskomnadzor.

Larangan ini muncul setelah Roskomnadzor memberi tahu sepuluh penyedia VPN pada Maret 2019 bahwa mereka diharuskan menghubungkan sistem mereka ke Sistem Informasi Negara Rusia (FGIS) untuk menghalangi akses penggunanya ke situs web yang diblokir secara otomatis.

Dari sepuluh penyedia — NordVPN, HideMyAss!, Hola VPN, OpenVPN, VyprVPN, ExpressVPN, TorGuard, IPVanish, VPN Unlimited, dan Kaspersky Secure Connection — hanya Kaspersky Secure Connection yang menghubungkan sistem mereka ke FGIS.

Pada saat itu, tim VyprVPN menjawab peringatan Roskomnadzor dengan mengatakan bahwa "tidak akan bekerja sama dengan pemerintah Rusia dalam upaya mereka menyensor layanan VPN."

Meskipun Presiden Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang melarang VPN, proxy, dan Tor menjadi undang-undang pada Juli 2017, pihak berwenang Rusia belum menunjukkan tanda-tanda mencoba menegakkannya hingga 2019.

Pada Januari 2020, Roskomnadzor memblokir layanan ProtonVPN VPN dan layanan email ProtonMail terenkripsi ujung-ke-ujung yang mengatakan bahwa penjahat dunia maya menggunakannya untuk mengirim ancaman bom.[]