Survei: Mayoritas Pengguna Smartphone Malas Backup Data
Jakarta, Cyberthreat.id – Mayoritas pengguna smartphone di Indonesia cenderung masih malas untuk mencadangkan data di perangkat. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Western Digital bekerja sama dengan DEKA, perusahaan riset internet berkantor di Jakarta.
Western Digital adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang industri teknologi informasi. Salah satu anak perusahaannya, yaitu SanDisk Corporation yang bergerak di bidang produksi flash memory.
Sales Manager Western Digital, Thjin Merry, mengatakan, kesadaran masyarakat soal pentingnya pencadangan data pada ponselnya memang ada, tetapi masih banyak yang malas karena mereka menganggap hal itu sesuatu yang rumit dan menyebalkan.
“Semua orang terlalu sibuk menjadi pembuat konten digital pribadinya, sampai mereka lupa untuk melindungi data pribadinya. Sebagian dari mereka juga malas melakukan backup data karena menurut mereka itu rumit dan memakan waktu,” kata dia di Jakarta, Senin (8 Juli 2019).
Dalam survei selama dua pekan (27 Februari—11 Maret 2019) itu menunjukkan, 81 persen responden menyadari pentingnya data dan pencadangan data, sedangkan hanya 16 persen responden rutin mem-backup data mereka.
Survei itu mengambil sampel sebanyak 1.120 responden di enam kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Bandung, dan Makassar.
Direktur Riset DEKA, Mamik S. Leonardo, mengatakan, kebanyakan pengguna smartphone menggunakan penyimpanan internal berkapasitas 16 GB (30 persen) dan 64 GB (26 persen).
“Hanya 16 persen yang menggunakan penyimpanan internal 64 GB dan sebanyak tiga persen untuk 128 GB,” ujar dia.
Selain itu, Mamik juga menyinggung peranti yang dipakai pengguna untuk mencadangkan data, yaitu Micro SD sebanyak 70 persen, komputer (18 persen), flash disk (12 persen), USB OTG (tujuh persen), email (enam persen), media sosial (enam persen), dan hard disk eksternal (lima persen).
Ada banyak faktor yang menyebabkan para pengguna smartphone kehilangan data mereka di ponsel. Dalam survei itu, kata Mamiek, setidaknya sembilan yang dialami responden.
Mayoritas pengguna (51 persen) kehilangan data, kata dia, ketika mereka harus menghapus data lantaran memori internal penuh.
Selanjutnya, pengguna terpaksa menghapus data karena ada notifikasi memori penuh (26 persen), kerusakan perangkat (22 persen), terhapus secara tidak sengaja (21 persen), serangan virus (18 persen), file rusak (17 persen), tidak bisa mengambil foto karena memori penuh (15 persen), perangkat hilang (11 persen), dan kegagalan memindahkan file ke perangkat baru (lima persen).
Redaktur: Andi Nugroho