Unggah Peringatan Insiden Lapangan Tiananmen China, Akun Weibo Xiaohongshu Menghilang
Cyberthreat.id – Akun media sosial milik Xiaohongshu (Little Red Book), situs web e-commerce terkenal China, tiba-tiba tidak tersedia pada Minggu (6 Juni 2021) sejak mereka mengunggah peringatan insiden berdarah Lapangan Tiananmen 1989 pada Jumat lalu.
Perusahaan membuat unggahan peringatan di Weibo, sering disebut Twitter-nya China. “Katakan padaku lantang: tanggal berapa hari ini?”, demikian tulisan yang diunggah perusahaan seperti tangkapan layar yang dilihat Reuters. Tak butuh lama, unggahan itu pun dihapus oleh Xiaohongshu, ujar pengguna yang memergokinya kepada Reuters.
Akun Weibo Xiaohongshu memang sering mengajukan pertanyaan seperti itu sebagai bagian dari mereka lebih dekat dengan penggunanya.
Pencarian Weibo untuk akun resmi Xiaohongshu pun nihil meski aplikasinya masih berjalan normal. Beberapa pencarian online mengatakan akun itu tidak tersedia "karena keluhan pelanggaran hukum dan peraturan dan ketentuan yang relevan dari Konvensi Komunitas Weibo".
Perusahaan, yang didukung oleh raksasa internet China Alibaba dan Tencent, tidak segera menjawab permintaan komentar.
Administrasi Cyberspace China, regulator internet negara itu, juga tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar. Hal sama juga dengan Sina Weibo.
Sebelumnya, Microsoft juga sempat memblokir singkat mesin pencarinya, Bing, terhadap gambar dan video “manusia tank” yang sering menjadi ikon insiden berdarah Tiananmen. Insiden 4 Juni 1989 itu diduga telah menewaskan 200 orang dan ratusan lain luka-luka dari pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Pengguna di luar China, seperti di AS, Inggris, Jerman, dan Singapura, melaporkan bahwa mereka tidak bisa mencari foto dan video “manusia tank” di mesin pencari Microsoft Bing. (Baca: Microsoft Bing Sempat Blokir Foto dan Video Insiden Lapangan Tiananmen China 1989)
Dalam pernyataannya, perusahaan mengatakan, insiden tersebut sebagai “kesalahan manusia yang tidak disengaja dan kami secara aktif bekerja untuk memperbaikinya,” tutur perusahaan seperti dikutip dari SptunikNews, diakses Minggu (6 Juni 2021).
Pada Sabtu pagi, menurut New York Times, mesin pencari tersebut telah kembali menampilkan hasil pencarian foto dan gambar tentang insiden Lapangan Tiananmen.
Microsoft adalah satu-satunya perusahaan asing besar yang menjalankan mesin pencari yang disensor di China. Mereka”tunduk” kepada regulator negara itu yang sangat menyensor internet dan mengkhawatirkan tentang keamanan teknologi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan AS. Sebaliknya, dalam dua tahun terakhir, pemerintah AS menghukum perusahaan-perusahaan China yang dituding terkait dengan penindasan dan pengawasan online.[]