AS Sebut Irlandia Target Menarik Penjahat Siber, Ini Alasannya
Cyberthreat.id – Irlandia adalah rumah bagi lebih dari 54 pusat data, termasuk yang dioperasikan oleh anggota big tech, seperti Amazon, Google, dan Microsoft. Pusat data terbesar di negara tersebut terpusat di barat daya Dublin, ibu kota Irlandia.
Dengan kondisi seperti itu, Irlandia bisa menjadi target menarik oleh para penjahat siber. Ini lantaran begitu banyaknya data yang tersimpan di negara tersebut.
Hal itu disampaikan Asisten Jaksa Agung AS bidang keamanan nasional, John Demers, saat memberikan pidato utama di konferensi IFPC2021 Cybersecurity and FinCrime.
“Irlandia telah mengembangkan ekosistem yang luar biasa bagi perusahaan AS dan Eropa untuk berkembang, menguntungkan perusahaan, negara, dan warga Irlandia,” tutur Demers, seperti dikutip dari Infosecurity Magazine, diakses Senin (26 April 2021).
“Setelah menciptakan lingkungan seperti itu, penting untuk diperhatikan bahwa Irlandia sekarang juga taget penjahat siber,” ia menambahkan.
Dengan begitu, kata Demers, Irlandia harus mampu meningkatkan keamanan sibernya guna memenuhi kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan Amerika, teutama dalam hal perlindungan data.
Meningkatkan keamanan untuk melindungi data ini dapat dilakukan melalui pendanaan yang baik dan menarik talenta dari perusahaan dan di seluruh dunia, menurut Demers.
Berdasarkan sebuah laporan yang dikeluarkan pada Januari lalu oleh firma hukum DLA Piper, Irlandia memiliki tingkat pelanggaran data tertinggi keenam di Eropa dan tingkat tertinggi ketiga jika dihitung per kapita.
Pada September 2020, Paul Budde Communication memperkirakan pasar pusat data di Irlandia akan bernilai US$ 3 miliar pada 2025. Sementara, menurut operator sistem transmisi Irlandia EirGrid, pada 2028 pusat data dan pengguna besar lainnya akan mengonsumsi 29 persen pasokan listrik Irlandia.[]
Redaktur: Andi Nugroho