Kongres AS Minta Facebook Hentikan Libra, Ada Apa?
Washington, Cyberthreat.id – Proyek mata uang digital atau kriptokurensi (cryptocurrency) Libra milik Facebook mendapat hambatan dari Kongres Amerika Serikat.
Kongres telah meminta Facebook untuk menghentikan pengembangan mata uang kriptonya hingga anggota parlemen memiliki lebih banyak waktu untuk menyelidiki konsekuensi dari proyek tersebut.
Permintaan itu datang dari sebuah pucuk surat dari ketua komite parlemen Demokrat tentang jasa keuangan, anggota Kongres Maxine Waters, kepala subkomite, dan para legislator. Inti surat itu, perusahaan diminta “segera menghentikan rencana implementasi.”
“Karena Facebook sudah berada di tangan lebih dari seperempat populasi dunia, sangat penting bahwa Facebook dan para mitranya segera menghentikan rencana implementasi hingga regulator dan Kongres memiliki kesempatan untuk memeriksa masalah ini dan mengambil tindakan itu,” demikian isi surat itu, seperti diberitakanThe Guardian, Rabu (3 Juli 2019).
Selama moratorium, demikian surat itu, Kongres juga bermaksud mengadakan dengar pendapat publik tentang risiko dan manfaat kegiatan berbasis mata uang kripto dan mengeksplorasi solusi legislatif.
“Hanya sedikit informasi tentang maksud, peran, potensi penggunaan, dan keamanan Libra dan Calibra yang mengekspose skala besar risiko [...] Jika produk dan layanan seperti ini dibiarkan tidak diatur dengan benar dan tanpa pengawasan, mereka dapat menimbulkan risiko sistemik yang membahayakan stabilitas keuangan AS dan global,” demikian isi surat.
Surat itu ditujukan kepada Mark Zuckerberg, Sheryl Sandberg, dan Chief Executive Libra David Marcus juga menyebutkan bahwa, risiko dari pengembangan Libra dikhawatirkan lebih besar mengingat Facebook pernah bermasalah dalam perlindungan data pribadi pengguna.
Surat itu mencontohkan Cambridge Analytica, perusahaan konsultan politik yang disewa pada Kampanye Donald Trump pada Pilpres 2016, yang memiliki akses ke lebih dari 50 juta data pribadi pengguna Facebook yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku pemilih.
Meski dibangun oleh Calibra, anak perusahaan Facebook, Libra ke depan akan dikelola secara bersama melalui Asosiasi Libra yang berkantor di Jenewa, Swiss. Asosiasi ini akan dijalankan oleh konsorsium pendukung awal Libra, di antaranya Visa, Lyft, Vodafone, dan Coinbase, tentu saja termasuk Facebook sendiri.
Dalam praktiknya nanti, raksasa media sosial itu tetap mempertahankan kontrol, bahkan membayar gaji sektiar setengah lusin karyawannya, tulis The Guardian.
Rencana, pada 17 Juli mendatang, Kongres akan mengadakan sidang penuh untuk membahas Libra.