Kominfo Uji Coba SMS Blast dan Siaran TV Publik Informasi Kebencanaan
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral uji coba Penyebarluasan Informasi Kebencanaan Erupsi Gunung Api dan Geologi melalui pesan serantak (SMS blast) dan siaran televisi publik secara waktu nyata,
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, Ahmad M. Ramli, menyatakan penyebaran informasi kebencanaan menjadi hal penting karena posisi geografis Indonesia berada di cincin api pasifik (ring of fire) di wilayah lintasan dua jalur pegunungan. Kondisi itu berimpilikasi pada aktivitas gunung api yang dapat menyebabkan gempa vulkanik.
“Selain itu juga dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik yang tiap tahunnya bergerak dimana pada suatu saat terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa tektonik,” ujarnya dalam rilis "Penyebarluasan Informasi Kebencanaan Erupsi Gunung Api dan Geologi melalui SMS Blast Operator Seluler dan Uji Coba TVRI" di Kantor Badan Geologi, Kementerian ESDM, Bandung, Senin, (12 April 2021).
Sementara itu, Indonesia sebagai negara kepulauan dan terletak di wilayah khatulistiwa memiliki dua musim yakni hujan dan kemarau. Kondisi itu rawan terhadap potensi bencana hidrometrologis berupa hujan lebat yang dapat mengakibatkan banjir dan kemarau panjang.
Ramli juga menegaskan penyebaran informasi kebencanaan merupakan amanat Pasal 20 Undang-Undang 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
Dalam pasal itu disebutkan, “Setiap penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan prioritas untuk pengiriman, penyaluran, dan penyampaian informasi penting yang menyangkut Keamanan Negara, Keselamatan Jiwa dan Harta Benda, Bencana Alam, Mara Bahaya, dan Wabah Penyakit”.
“Penyelenggara Telekomunikasi harus memprioritaskan Penyampaian Informasi Bencana kepada masyarakat yang terdampak dan tidak dipungut biaya. Sinergi dengan Badan Geologi dalam rangka Penyebarluasan Informasi Kebencanaan, melalui Penyelenggara Telekomunikasi dan Lembaga Penyiaran di Kawasan Rawan Bencana Geologi dengan memanfaatkan sistem telekomunikasi khusus,” tutur Ramli.
Ramli menjelaskan kerja sama itu merupakan upaya mewujudkan kehadiran negara dalam menciptakan rasa aman. Informasi bencana tersebut juga hanya disebarkan kepada masyarakat di kawasan terdampak bencana.
“Khususnya, di daerah erupsi gunung api yang sangat membutuhkan informasi cepat untuk evakuasi agar terhindar dari risiko dan bahaya yang mengancam jiwa raga,” tegasnya.
Selain itu, pengembangan metode penyampaian melalui penyiaran televisi juga telah dilakukan.
“Semoga saat terjadi bencana, sistem penyampaian informasi kebencanaan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya saudara-saudara kita yang langsung terdampak bencana geologi, aktivitas dan erupsi gunung api,” ujar Ramli.
Tak hanya berkaitan dengan bencana alam, Ramli menyatakan penyebarluasan SMS juga dilakukan dalam mendukung penanganan pandemi Covid-19.
“Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan program digitalisasi televisi sesuai Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau Omnibus Law, telah ditargetkan ASO (Analog Switched Off) Migrasi Sistem Penyiaran Televisi Analog ke Digital selambatnya Bulan November 2022,” ujarnya.
Penandatanganan kerja sama diteken antara Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Ahmad M. Ramli dengna Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono.
Hadir pula Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Andiani, perwakilan LPP TVRI, Direksi Operator Seluler PT Telkomsel, PT Indosat, PT XL Axiata, PT Hutchison 3 Indonesia, PT Smartfren, serta Direktur PT Telkom MD Media.[] (Adv)